IMF: Prospek Ekonomi Melemah, Bukan Tanda Resesi Global

Martha Ruth Thertina
22 Januari 2019, 14:18
Lagarde IMF
Arief Kamaludin | Katadata
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde

Sehari menjelang pertemuan World Economic Forum di Davos, Switzerland, Dana Moneter Internasional (International Moneteray Fund/IMF) merilis proyeksi ekonomi yang kurang menggembirakan. IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan tahun depan. Namun, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde meyakini tak ada ancaman krisis global.  

Lagarde mengatakan, ekonomi dunia bertumbuh lebih lambat dibandingkan ekspektasi dan risiko meningkat. “Apakah ini berarti resesi global ada di sudut? Tidak. Tapi, risiko penurunan tajam dari pertumbuhan ekonomi global jelas-jelas meningkat,” kata dia seperti dikutip Reuters, Selasa (22/1).

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,5% tahun ini dan 3,6% tahun depan, turun masing-masing 0,2% dan 0,1% dari proyeksi pada Oktober tahun lalu. Pemangkasan proyeksi tersebut utamanya seiring perkembangan ekonomi di Eropa, di antaranya Jerman yang terpukul oleh standar baru emisi bahan bakar minyak (BBM) untuk mobil dan Italia yang berada dalam tekanan pasar terkait anggaran Roma.

(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi, Darmin: Kami Masih Optimistis Capai 5,3%)

Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melebihi ekspektasi dan kemungkinan “No Deal” Brexit menjadi faktor risiko terhadap proyeksi IMF. Ini artinya, global masih dibayang-bayangi pelemahan prospek lebih lanjut. Adapun “No Deal” Brexit merujuk pada kemungkinan Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun tentang hubungan di masa depan.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tercatat berlanjut. Data terbaru, ekonomi Negeri Tirai Bambu tumbuh 6,6% tahun lalu, terendah dalam 28 tahun. Hal itu seiring lemahnya investasi, meredupnya kepercayaan konsumen, dan tekanan perang dagang dengan AS. Namun, pemerintah Tiongkok diyakini banyak pihak akan mengambil kebijakan fiskal dan moneter yang dibutuhkan untuk memacu perekonomian.

Lantas bagaimana dengan prospek ekonomi Indonesia? Para ekonom mengatakan perlambatan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi Tiongkok bakal berdampak pada ekonomi Indonesia. Namun, Indonesia diyakini masih bisa tumbuh di kisaran 5% tahun ini. Penyokongnya, konsumsi domestik dan belanja pemerintah.

(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Melemah, Sederet Dampak Perlu Diwaspadai)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...