Gubernur BI Paparkan Peluang di Tengah Prediksi Perlambatan Ekonomi AS

Desy Setyowati
2 Januari 2019, 18:38
Gubernur Baru BI Perry Warjiyo
Arief Kamaludin|Katadata

Kebijakan moneter dan fiskal pemerintah Amerika Serikat (AS) memengaruhi perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia sepanjang 2018 lalu. Namun, Bank Indonesia (BI) optimistis tekanan dari eksternal termasuk AS, bakal menurun pada 2019.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kebijakan stimulus fiskal Presiden Donald Trump kemungkinan tidak berlanjut. Sebab, legislatif dikuasai Partai Demokrat yang merupakan partai oposisi. Adapun stimulus fiskal jadi perdebatan lantaran bakal memperlebar defisit anggaran negara tersebut.

Advertisement

"Permohonan Trump menambah budget untuk pembatasan antara AS dan Meksiko itu (saja) tidak disetujui," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1). Bila stimulus fiskal tidak berlanjut maka geliat ekonomi AS diperkirakan tidak setinggi sebelumnya.“Diperkirakan 2019 ekonomi AS turun dari 2,5% menjadi 2%," ujarnya.

(Baca juga: BI Isyaratkan Ada Ruang Penguatan Kurs Rupiah Kembali ke Posisi 13.500)

Pada gilirannya, pertumbuhan ekonomi yang melambat bakal memengaruhi kebijakan moneter di Negeri Paman Sam menjadi tidak terlalu agresif sebagaimana tahun lalu. Perry pun menyebut kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi AS telah menurun, tercermin dari koreksi di bursa sahamnya.

"Terjadi koreksi di harga saham (di AS) yang kemudian memberi dampak terhadap (pasar) keuangan AS," ujar Perry. Adapun kondisi ini bisa menjadi peluang bagi pasar keuangan Indonesia.

(Baca juga: Risiko Volatilitas Tinggi di Pasar Keuangan pada Paruh Pertama 2019)

Halaman:
News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait

Advertisement