BI Anggap Defisit Neraca Dagang Membengkak Tidak “Alarming"

Rizky Alika
21 Desember 2018, 12:18
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan – perdagangan barang dan jasa - pada triwulan IV 2018 di atas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Alhasil, defisitnya untuk keseluruhan tahun bakal berkisar 3% dari PDB atau di ambang batas aman.

Meski begitu, ia menilai defisit ini tidak alarming. "Jangan terlalu kaget kalau triwulan IV bisa sedikit di atas 3% dari PDB. Namun, di sekitar 3% itu bukan level yang alarming," kata dia dalam Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Jakarta, Kamis (20/12).

Menurut dia, defisit tidak bahaya lantaran bukan hanya karena ekspor yang di bawah ekspektasi, tapi juga impor untuk kebutuhan yang sifatnya produktif, yaitu untuk barang modal dan bahan baku. Ini menjadi pendorong utama defisit neraca dagang barang mencapai US$ 2,05 miliar pada November lalu, atau total US$ 173,32 miliar sepanjang Januari-November.

(Baca juga: Pemerintah Punya Sejumlah Pekerjaan Rumah untuk Menekan Impor)

Bila mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 75,2% impor untuk bahan baku/penolong, kemudian 15,73% untuk barang modal, dan sisanya, 9,07% untuk barang konsumsi. Adapun tiga terbesar golongan barang nonmigas yang diimpor yaitu mesin dan pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, serta besi dan baja.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...