Pertumbuhan Rendah Dana Nasabah Bisa Picu Perang Bunga Bank

Martha Ruth Thertina
27 November 2018, 21:11
Bank
Agung Samosir | Katadata

Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan dana nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) hanya berkisar 8-10% pada 2019, di bawah pertumbuhan kredit yang kemungkinan berkisar 10-12%. Ini artinya, pengetatan likuiditas perbankan yang terjadi tahun ini berisiko berlanjut ke tahun depan.

Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai kondisi likuiditas perbankan perlu diwaspadai. Apalagi, rasio kredit terhadap dana nasabah (Loan to Deposit Ratio/LDR) telah mencapai 94% sekarang ini.

“Likuiditas pasar sudah 94%. Nah, klo DPK tahun depan cuma 8%, kredit 12%, LDR-nya makin besar lagi, nah ini rada harus diwaspadai,” kata dia usai menghadiri Pertemuan Tahunan di Jakarta, Selasa (27/11). Pertanyaannya, mengapa perlu diwaspadai?

(Baca juga: Perilaku Milenial Ditengarai Sumbang Perlambatan Dana Simpanan Bank)

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menjelaskan, pengetatan likuiditas bank perlu diwaspadai lantaran bisa memicu perang bunga deposito antarbank. Alhasil, bunga kredit semakin tinggi. Ujungnya, hal ini bisa mengganggu kinerja dunia usaha dan perbankan.

“Di tengah tekanan ketidakpastian global dan kondisi domestik yang masih dibayangi CAD (current account deficit/defisit transaksi berjalan) dan pelemahan rupiah, tingginya suku bunga akan mempersulit dunia usaha. Kesulitan yang dialami dunia usaha akan berdampak ke kinerja perbankan juga,” ujarnya.

Maka itu, ia mendorong BI untuk memperlonggar kebijakan makroprudensial, misalnya dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM). GWM adalah dana atau simpanan yang harus dipelihara bank dalam bentuk saldo rekening giro di BI.

(Baca juga: Ancaman Kekeringan Likuiditas Mengintai Perbankan)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...