Pemerintah: Defisit Transaksi Berjalan Melebar Seiring Ekonomi Tumbuh

Rizky Alika
12 November 2018, 21:16
Infrastruktur
Arief Kamaludin|KATADATA

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan membengkaknya defisit transaksi berjalan pada kuartal III sejalan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal yang sama.

“Pertumbuhan ekonomi yang terus berlangsung, terakhir 5,17% (kuartal III), itu mendorong impor yang juga meningkat,” kata dia di sela-sela Seminar Indonesia Economic Outlook 2019 di Universitas Indonesia, Depok, Senin (12/11).

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut dicapai seiring pembangunan infrastruktur yang terus berjalan. Sementara banyak bahan baku untuk pembangunan infrastruktur berasal dari impor. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab defisit transaksi berjalan.

(Baca juga: Terbesar di Era Jokowi, Defisit Transaksi Berjalan 3,37% dari PDB)

Defisit transaksi berjalan menunjukkan nilai impor barang dan jasa lebih tinggi dari nilai ekspornya. Kondisi tersebut mencerminkan kebutuhan valuta asing (valas) untuk impor lebih besar dibandingkan pasokan valas dari ekspor.

Seiring kondisi tersebut, pasokan valas Indonesia jadi bergantung pada investasi asing, termasuk investasi jangka pendek ke pasar keuangan domestik yang sifatnya mudah keluar masuk. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah rentan gejolak setiap kali terjadi arus keluar investasi asing. Ini sebagaimana terjadi tahun ini.

Suahasil mengatakan bahwa pemerintah telah memperkirakan hal ini sebelumnya. Maka itu, pemerintah telah melakukan antisipasi dalam berbagai bauran kebijakan. "Pemerintah mengirim sinyal bangun infrastruktur menggunakan input lokal. Kalau bisa tidak impor, jangan impor," ujarnya.

(Baca juga: Berbagai Faktor Tahan Pertumbuhan Ekonomi di Kisaran 5%)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...