Malaysia Diramal Jadi Negara Maju 2024, Bagaimana Peluang Indonesia?

Rizky Alika
24 Oktober 2018, 15:59
Gedung pertumbuhan
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Dunia (World Bank) memperkirakan Malaysia akan beralih dari negara berkembang (upper middle income) menjadi negara maju alias negara berpendapatan tinggi (high income) antara 2020-2024 mendatang, jauh meninggalkan Indonesia. Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan pemerintah perlu mendorong industri dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) agar Indonesia bisa cepat naik tingkat.

Fithra menjelaskan, pendapatan per kapita Malaysia telah berada di atas US$ 10 ribu per tahun (upper middle income), sementara Indonesia berkisar US$ 3-4 ribu per tahun (lower middle income). Perbedaan tersebut menunjukkan gap antara Indonesia dengan Negeri Jiran saat ini. Dalam perhitungannya, Malaysia membutuhkan pertumbuhan pendapatan per kapita hingga 8,4% per tahun untuk mencapai target menjadi negara maju.

Lantas, apa artinya bagi Indonesia? Indonesia memerlukan pertumbuhan dua kali lipatnya untuk bisa mengejar ke posisi yang sama. Sebab, “Indonesia masih merupakan negara lower middle income,” kata dia kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

(Baca juga: Faisal Basri: Pertumbuhan Ekonomi Tak Cukup Bila Hanya 5%)

Adapun, pemerintah Indonesia mengharapkan kenaikan tingkat menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Fithra menjelaskan untuk mencapai posisi upper middle income, pertumbuhan income per kapita Indonesia perlu mencapai 5-6% per tahun dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan saat ini 3,7-4%. Untuk itu, perlu ada upaya keras, di antaranya dengan mendorong industri hingga memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM).

Ia menjelaskan, kontribusi sektor industri terhadap perekonomian Indonesia mengalami penurunan (deindustrialisasi). Pada 2013, kontribusinya sebesar 21,03% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sementara pada 2017 menjadi 20,16% terhadap PDB. "Sementara Malaysia jadi negara yang kontribusi terhadap PDB lebih tinggi, minimal tidak jatuh seperti Indonesia," ujarnya.

(Baca juga: Dorong Industri Elektronika Sekelas Dunia, Pemerintah Genjot Investasi)

Di sisi lain, produktivitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia belum optimal hanya tumbuh 3% per tahun. "Jauh di bawah inflasi, jauh dari pertumbuhan ekonomi. Ini menunjukkan tidak produktif," kata dia. Maka itu, pemerintah perlu mengoptimalkan peran penduduk usia produktif di antaranya dengan perbaikan kurikulum di sekolah dan peningkatan kemampuan (skill) tenaga kerja.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...