Tahan Bunga Acuan, Gubernur BI Tetap pada Kebijakan "Hawkish"

Martha Ruth Thertina
Oleh Martha Ruth Thertina - Rizky Alika
19 Juli 2018, 15:52
perry warjiyo
Arief Kamaludin|Katadata
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate di level 5,25%, setelah menaikkan bunga acuan secara agresif sepanjang Mei-Juni lalu. Meski begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan sikap kebijakan moneter tetap sama yaitu hawkish alias tetap antisipatif dan berfokus untuk menjaga stabilitas ekonomi, terutama stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Perry menjelaskan, level bunga acuan saat ini masih konsisten dengan upaya BI untuk menjaga daya tarik pasar keuangan domestik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. “Kenaikan yang selama ini kami lakukan yaitu 100 basis poin itu, kami memandang suku bunga kebijakan kita cukup kompetitif untuk memberi ruang untuk masuknya aliran modal asing. (Tapi) tentu akan kami evaluasi bulan ke depan,” kata dia saat Konferensi Pers di Gedung BI, Kamis (19/7).

Ia pun menjelaskan, untuk menentukan kebijakan moneter ke depan, pihaknya akan terus memantau perkembangan ekonomi domestik maupun global, termasuk risiko yang muncul dari kenaikan lanjutan bunga acuan AS, kenaikan imbal hasil US Treasury, dan ketegangan antara AS dengan berbagai mitra dagangnya, termasuk Tiongkok. Risiko tersebut dinilai Perry sebagai biang keladi ketidapastian di pasar keuangan global saat ini.

Adapun berdasarkan pantauan BI, tekanan terhadap nilai tukar rupiah sempat mereda di awal Juli lalu setelah BI menaikkan bunga acuan 0,5%, namun setelah itu tekanan kembali membesar imbas penguatan dolar AS yang meluas. Penyebabnya, ketidakpastian global yang memicu pengetatan likuiditas dunia dan arus keluar dana asing dari pasar keuangan negara-negara berkembang (emerging market).

(Baca juga: Kurs Rupiah Lemah, Faisal Basri Kritik Sejumlah Pejabat Beternak Dolar)

Ke depan, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, ia menyatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan, termasuk dengan meningkatkan devisa dari pariwisata. Selain itu, mendorong pembiayaan infrastruktur oleh swasta.

Di luar itu, BI juga tengah menyiapkan beberapa langkah tambahan, termasuk meningkatkan penggunaan fasilitas hedging alias lindung nilai dengan biaya yang lebih murah. BI juga bakal terus menerapkan kebijakan intervensi ganda, baik di pasar uang maupun SUN. Meski begitu, ia menekankan intervensi dilakukan secara terukur untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai nilai fundamentalnya dan mekanisme pasar.  

Selain mempertahankan bunga acuan, BI juga menahan bunga fasilitas simpanan (deposit facility) di level 4,5% dan fasilitas pinjaman (lending facility) di level 6%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...