Konsumsi Berisiko Masih Lemah, BI Andalkan Ekspor dan Investasi

Desy Setyowati
7 November 2017, 11:53
Toko elektronik
Arief Kamaludin|KATADATA

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi indeks tendensi konsumen turun pada kuartal IV. Ini artinya, ada risiko konsumsi masyarakat belum akan tumbuh signifikan di penghujung tahun ini. Alhasil, ekspor dan investasi jadi andalan untuk genjot ekonomi.

Bank Indonesia (BI) optimistis ekspor dan investasi semakin baik di kuartal IV. Dengan demikian, ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal III yang hanya mencapai 5,06% secara tahunan (year on year/yoy). Pada kuartal III lalu, ekspor tercatat tumbuh 17,26% dan investasi 7,11%. 

Advertisement

"Dukungan harga komoditas yang masih tinggi dan perbaikan perekonomian dunia yang terus berlanjut akan berdampak positif bagi kinerja ekspor Indonesia," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman dalam siaran persnya, Jakarta, Senin (6/11) malam. (Baca juga: Konsumsi Masyarakat Turun, Ekonomi Kuartal III Tumbuh Stagnan 5,06%)

Sementara itu, investasi swasta diperkirakan terus membaik didukung upaya pemerintah dalam hal percepatan reformasi struktural untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. 

Di sisi lain, BI berharap kebijakannya memangkas bunga acuan, BI 7 Days Repo Rate, sebanyak 2% sejak tahun lalu secepatnya berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. "Diharapkan semakin memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Adapun pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat berada di bawah prediksi BI dan pemerintah. BI memprediksi ekonomi bisa tumbuh 5,17%, sedangkan pemerintah 5,2%. Namun, realisasinya hanya 5,06%. Meski begitu, pertumbuhan ini sebetulnya lebih baik dibandingkan kuartal III 2016 yang hanya 5,01%.

BI memandang semua indikator pertumbuhan ekonomi membaik, meskipun ada sedikit pelemahan pertumbuhan pada konsumsi rumah tangga. "Konsumsi rumah tangga tetap terjaga, meskipun tumbuh sedikit lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya," kata dia.

Di sisi lain, Ekonom DBS Gundy Cahyadi mengakui ada sedikit perlambatan pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Namun, ia melihat ada faktor persediaan bisnis yang juga lemah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement