Banggar DPR Sepakati RAPBN 2018, Penerimaan Negara Naik 9,1%

Desy Setyowati
25 Oktober 2017, 08:21
DPR
Katadata | Arief Kamaludin
Gedung MPR/DPR

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah akhirnya menyepakati Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Target penerimaan dipatok Rp 1.894,72 triliun atau naik 9,1% dibandingkan target tahun ini. Sedangkan belanja negara Rp 2.220,7 triliun, naik 4,1% dibandingkan target tahun ini.

Mayoritas fraksi menyetujui RAPBN 2018 dibahas di Sidang Paripurna pada Rabu (25/10) ini. Hanya Fraksi Partai Gerindra yang menolak, di antaranya karena target penerimaan negara dianggap tidak realistis. “Bisa disepakati dan disetujui RAPBN 2018 diteruskan (pembahasannya) di (Sidang) Paripurna pukul 10.00 WIB,” kata Ketua Banggar Aziz Syamsudin saat Rapat Kerja dengan pemerintah, Selasa (24/10) tengah malam.

Adapun target penerimaan dan belanja negara tercatat naik 16,3 triliun dari usulan awal pemerintah. Meski begitu, defisit anggaran masih sesuai usulan yakni Rp 325,94 triliun atau sekitar 2,19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Level defisit tersebut lebih rendah dibandingkan tahun ini yang diproyeksi 2,67% terhadap PDB.

Secara rinci, dari target penerimaan negara yang sebesar Rp 1.894,72 triliun, sebanyak Rp 1.618,1 triliun akan dipenuhi dari penerimaan perpajakan. Lalu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 275,4 triliun dan hibah Rp 1,2 triliun.

Di sisi lain, belanja negara yang sebesar Rp 2.220,7 triliun akan dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat Rp 1.454,5 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 766,2 triliun.

Dalam kesempatan itu, Banggar dan pemerintah juga menyepakati asumsi makro dan target pembangunan dalam RAPBN 2018. Pertumbuhan ekonomi disepakati 5,4% dan inflasi 3,5%. Rata-rata nilai tukar rupiah ditetapkan Rp 13.400 per dolar Amerika Serikat (AS), dan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan sebesar 5,2%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...