Dirjen Pajak: Transfer Rp 18,9 T ke Singapura Tak Terkait Pejabat TNI

Desy Setyowati
9 Oktober 2017, 22:55
Ken pajak
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Direktorat Jenderal Pajak telah memegang data mengenai transfer dana mencurigakan sebesar US$ 1,4 miliar atau Rp 18,9 triliun dari Guernsey ke Singapura yang dilakukan Warga Negara Indonesia (WNI), nasabah Standard Chartered Plc. Dana tersebut diklaim tidak terkait militer.

Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengatakan, transfer dilakukan oleh 81 WNI. Kesemuanya merupakan pebisnis dari berbagai sektor. “Tidak terdapat nama pejabat TNI, Polri, penegak hukum lainnya dan pejabat negaranya serta yang berhubungan dengan institusi tersebut. Ini murni 81 orang ini adalah pebisnis," kata dia saat konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (9/10).

(Baca juga: Stanchart Diperiksa Soal Transfer Dana Orang Indonesia Terkait Militer)

Dari 81 orang yang dimaksud, sebanyak 62 orang merupakan peserta amnesti pajak (tax amnesty). Berdasarkan informasi yang diperoleh Ditjen Pajak, pemindahan dana yang dilakukan pada akhir 2015 tersebut adalah untuk memudahkan ikut amnesti pajak.

"Memang ada beberapa alasan, (saat) mereka tarik dana dari bank kan ditanya. Ada yang jawab dipindahkan ke Singapura untuk mengikuti amnesti pajak," kata Ken. Menurut dia, jawaban tersebut cocok dengan jawaban yang diperoleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). (Baca juga: Dirjen Pajak Kirim Instruksi Soal Penggalian Pajak Peserta Tax Amnesty)

Meski begitu, Ditjen Pajak akan terus melakukan pendalaman untuk memastikan bahwa dana yang ditransfer tersebut telah dilaporkan seluruhnya oleh WNI saat mengikuti amnesti pajak. Bila diketahui ada harta yang belum dilaporkan maka akan dikenai sanksi sesuai Undang-Undang Pengampunan Pajak. (Baca juga: Penerimaan Pajak Diramal Kurang Rp 100-200 T Hingga Akhir Tahun)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...