Sri Mulyani Dorong LPEI Biayai Sektor Manufaktur dan UMKM
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank untuk membiayai sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan dan ketahanan ekonomi. Sektor yang dimaksud yakni manufaktur dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Sektor manufaktur termasuk yang kontribusinya cukup banyak. Kalau LPEI mau support, Indonesia paling banyak didominasi sektor manufaktur,” ujar Sri Mulyani dalam acara diskusi bertajuk ‘Investasi Membangun Negeri Melalui Pembiayaan Ekspor’ di Jakarta, Selasa (7/2).
Selain berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, kata dia, sektor manufaktur juga berperan dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan, sebab termasuk industri padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja. (Baca juga: BPS Catat Ekonomi Bali Merosot, Papua dan Maluku Melejit)
Selain manufaktur, sektor lainnya yang menurut Sri Mulyani perlu didanai LPEI yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab, selama ini, sektor tersebut sulit mendapatkan pendanaan usaha.
Lebih jauh, ia juga mendorong LPEI untuk melakukan penetrasi pembiayaan ke sektor-sektor usaha lainnya guna mendukung diversifikasi ekspor. “Ini penting untuk ciptakan daya tahan bagi perekonomian Indonesia yang tidak boleh tergantung pada sedikit komoditas, pelaku, dan pasar,” katanya. (Baca juga: Sri Mulyani Harap Pulihnya Ekspor Tak Terganjal Amerika dan Cina)
Selain itu, bisa melakukan pembiayaan untuk pertambangan yang memproses hasil tambangnya atau membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Dengan begitu, hasil produksi industri hilir juga bisa diekspor ke luar negeri.
Di sisi lain, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Susiwijono Moegiarso menyatakan, komitmen perusahaan untuk fokus meningkatkan pembiayaan sektor unggulan pemerintah, melakukan penetrasi ke konvensional market, dan mendorong pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM).
Sepanjang 2009-2016 lalu, pembiayaan tumbuh 42,2 persen per tahun. Dengan kinerja positif tersebut, nilai aset LPEI tercatat mencapai Rp 99 triliun dengan pembiayaan Rp 88,4 triliun. Sedangkan penjaminan dan asuransi Rp 17,5 triliun.
Tahun ini, LPEI menargetkan pembukuan aset Rp 115,1 triliun dengan pembiayaan Rp 102,6 triliun. Sedangkan penjaminan dan asuransinya ditarget Rp 18,16 triliun.
Untuk mendanai pembiayaannya, LPEI pun menargetkan penerbitan surat utang sebesar Rp 14 triliun dan US$ 500 juta di tahun ini. “Kami juga akan melakukan pinjaman jangka pendek dan panjang, juga mendapat penempatan dana dari Bank Indonesia (BI),” ujar dia.