BI Tahan Suku Bunga Antisipasi Kenaikan Bunga The Fed 2017

Desy Setyowati
15 Desember 2016, 21:17
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan BI-7-Day Repo Rate di level 4,75 persen. Keputusan tersebut diambil Dewan Gubernur BI dengan mempertimbangkan tren kenaikan bunga dana bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed Fund Rate, yang bakal terus berlanjut tahun depan.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makro Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksi mencapai 2,1 persen tahun depan. Pertumbuhan ekonomi tersebut berpotensi meningkatkan biaya pinjaman (cost of borrowing) di pasar keuangan global. Dengan begitu, mendorong kenaikan Fed Fund Rate lebih tinggi di tahun depan.

Sekadar informasi, pada Rabu (14/12), Federal Open Market Committee (FOMC) telah menaikkan Fed Fund Rate sebesar 0,25 persen ke rentang 0,5 – 0,75 persen. Langkah ini diproyeksi bakal berlanjut tahun depan. “Sebelumnya kami prediksi (Fed Fund Rate) naik dua kali di 2017. Kami lakukan re-assesment apakah tetap dua kali atau tiga kali karena semua ini penuh ketidakpastian,” kata Juda usai Rapat Dewan Gubernur di Gedung BI, Jakarta, Kamis (15/12).

Ia menjelaskan, dalam menentukan arah kebijakan moneter ke depan, BI bakal memantau kebijakan ekspansi fiskal presiden terpilih AS, Donald Trump. Sebab, kebijakan tersebut bisa mendorong Fed Fund Rate naik lebih tinggi dari prediksi. Bila ini terjadi maka tekanan di pasar global bakal meningkat, termasuk di pasar domestik.

Meski begitu, Juda menilai fundamental ekonomi Indonesia masih baik. Hal ini diyakini mampu membuat investor tak serta merta menarik dananya dari Indonesia.

Ia pun merinci proyeksi perekonomian tahun ini. Pertumbuhan ekonomi diproyeksi sebesar lima persen dan inflasi terjaga di kisaran 3-3,2 persen. (Baca juga: Sri Mulyani: Pondasi Ekonomi Kuat Hadapi Bunga The Fed)

Di sisi lain, defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) diproyeksikan sebesar 2,1 persen. Adapun cadangan devisa (cadev) diproyeksi bakal makin kuat akhir tahun ini, disokong oleh penerbitan obligasi global oleh pemerintah sebesar US$ 3,5 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...