Sepekan Efek Trump, BI: Rp 16 Triliun Keluar dari Indonesia
Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) telah berdampak negatif secara jangka pendek terhadap Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat, dana asing yang keluar dari Indonesia mencapai Rp 16 triliun dalam tempo sepekan perdagangan, yaitu 9 sampai 14 November lalu pasca terpilihnya Trump.
Gubernur BI Agus Martowardojo menduga, keputusan investor asing menarik dananya dari pasar keuangan Indonesia lantaran ingin mengambil untung di akhir tahun. Ia pun meramalkan dana-dana tersebut bakal kembali masuk pada awal 2017 mendatang. Hal itu seiring dengan membaiknya fundamental ekonomi di dalam negeri.
Optimisme Agus tersebut juga didasari oleh aliran masuk dana asing yang telah menembus Rp 100 triliun sejak awal tahun ini. “Meski sempat keluar, sejak awal tahun dana asing yang masuk mencapai Rp 133 triliun,” katanya di Jakarta, Jumat (18/11).
Sekadar catatan, pasca kemenangan Trump, pasar modal dan obligasi global mengalami gejolak, termasuk di Indonesia. Puncaknya terjadi pada Jumat (11/11) pekan lalu. Saat itu, nilai tukar rupiah sempat menembus 13.800 per dolar AS. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 4,01 persen.
Mengacu pada data OSO Securities, pelaku pasar asing mencatatkan penjualan bersih (nett sell) di bursa saham sebesar Rp 2,5 triliun pada hari itu. Sepekan kemudian atau Jumat (18/11), data RTI menunjukkan, nett sell mencapai Rp 3,29 triliun.
Menguatnya tekanan eksternal membuat Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate di level 4,75 persen. Padahal, sebelumnya BI menyatakan, ruang pelonggaran moneter masih sangat terbuka. “Kalau bulan lalu kami katakan (kebijakan) bisa longgar, sekarang kami jaga stabilitas waspada perkembangan eksternal dan ruang pelonggaran semakin tipis,” ujar Agus.
(Baca juga: Ekonomi Dunia Tak Menentu, BI Tahan Suku Bunga Acuan)