Upaya restrukturisasi PT Merpati Nusantara Airlines memasuki babak baru. Sederet Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalin kerja sama dengan maskapai tersebut agar bisa memutar kembali roda bisnis yang lima tahun mati suri.

Seiring perkembangan ini, kelanjutan rencana masuknya investor baru belum terang. Sebelumnya, Merpati mendapatkan komitmen suntikan modal dari Kim Johanes Mulia, melalui perusahaannya PT Intra Asia Corpora (IAC).

Advertisement

Merpati dan Intra Asia Corpora menandatangani Perjanjian Transaksi Penyertaan Modal Bersyarat pada 29 Agustus 2018. Dalam perjanjian ini, Intra Asia Corpora akan menyetor modal Rp 6,4 triliun dalam dua tahun agar Merpati dapat terbang kembali.

(Baca: Merpati Yang Hidup Lagi Setelah 5 Tahun Mati Suri)

Direktur Utama Merpati Airlines Asep Ekanugraha mengatakan harus ada persetujuan privatisasi dari pemerintah sebelum investor masuk. "Sekarang belum ada, kami masih menunggu," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (4/11). Adapun sejauh ini, Asep mengatakan, belum ada investor baru lainnya yang berminat masuk.

Merpati mengudara sejak 1962 dan berhenti beroperasi setengah abad kemudian, tepatnya mulai 1 Februari 2014. Maskapai yang sempat terkenal dengan penerbangan perintis di Indonesia ini tak mampu membiayai operasionalnya dan harus membayar utang yang menumpuk.

Berdasarkan data PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), nilai aset Merpati hanya Rp 1,21 triliun, sedangkan kewajiban utangnya Rp 10,72 triliun dan ekuitasnya minus Rp 9,51 triliun.

(Baca: Menanti Pesawat Merpati Terbang Lagi)

Infografik Merpati
Infografik Merpati (Katadata)

Dalam kesempatan lain, Asep mengatakan utang perusahaannya sudah berkurang sekitar Rp 4 triliun, atas putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya yang mengabulkan proposal perdamaian yang diajukan PT Merpati Nusantara Airlines kepada kreditornya. “Posisi utang kami (saat ini) sekitar Rp 6 triliun,” kata dia, beberapa waktu lalu.

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement