Badan Energi: Isu Geopolitik Mengkhawatirkan Pasar Minyak Dunia

Muchamad Nafi
12 Maret 2019, 11:53
Ladang Minyak
Chevron
Lapangan Minyak. IEA berekspektasi terhadap pasar energi selama lima tahun ke depan yang mencakup implikasi bagi ekonomi dan geopolitik global.

Masalah geopolitik semakin menjadi perhatian di pasar energi global. Hal itu tercermin dari laporan prospek energi yang dirilis oleh Badan Energi Internasional (IEA), kemarin, tentang “Minyak 2019: Analisis dan Perkiraan hingga 2024”.

IEA berfokus pada ekspektasi terhadap pasar energi selama lima tahun ke depan yang mencakup implikasi bagi ekonomi dan geopolitik global. “Kami melihat kekhawatiran geopolitik semakin membayangi pasar minyak hari ini dan besok,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol pada CERAWeek di Houston, Amerika Serikat.

Menurut Fatih, perkembangan di Venezuela, Iran, Libya, dan wilayah lainnya dibahas hingga menyangkut harga, investasi, permintaan, dan teknologinya. Padahal, situasi seperti ini jarang ditekankan oleh lembaganya di masa lalu.

(Baca: Tren Minyak Mentah Dunia Melemah, Pertamina Turunkan Harga BBM)

CERAWeek adalah pertemuan energi tahunan yang diadakan oleh perusahaan informasi yang berbasis di London, IHS Markit, yang menghadirkan pembicara terkemuka dari sektor-sektor energi, teknologi, dan keuangan. Pertemuan tahun ini dihadiri oleh lebih dari 4.500 tamu dari lebih dari 70 negara dan wilayah.

Ada dialog khusus tentang Cina serta beberapa diskusi yang dirancang untuk fokus pada pasar energi Asia dan Cina. Tiongkok telah menjadi salah satu konsumen energi terbesar di dunia. Para pemimpin industri di Negeri Tembok Raksasa itu, termasuk China National Petroleum Corporation, Sinopec dan Shanghai Petroleum, berpartisipasi dalam diskusi ini.

Harga Minyak Mentah Dunia Naik Dipicu oleh Kebijakan OPEC

Pagi ini, harga minyak mentah berada di zona hijau dan cenderung naik. Pada pukul 06.45 WIB harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2019 di New York Mercantile Exchange US$ 57,01 per barel, atau naik 0,38 % dibanding hari sebelumnya. Angka ini merangkak tiga jam kemudian ke posisi US$ 57,07 per barel.

Sementara untuk harga minyak mentah jenis Brent naik 0,51 % menjadi US$ 66,92 per barel, atau naik 1,28 % dibandingkan dengan perdagangan Senin kemarin. (Baca juga: Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi Dalam 3 Bulan Terakhir). 

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...