Terpukul Permintaan Tiongkok, Harga Batu Bara Diproyeksikan Menurun

Image title
2 Januari 2019, 18:14
Tambang Batu Bara
Donang Wahyu|KATADATA

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memproyeksikan harga batu bara acuan (HBA) terus menurun pada awal 2019. Hal ini dipicu oleh kebijakan Tiongkok yang masih memberlakukan pembatasan impor emas hitam tersebut.

Pasar Cina menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi HBA. Sebab, sekitar 30 % penjualan batu bara diekspor ke Negeri Panda tersebut. Pembatasan impor ini memukul permintaan batu bara, sedangkan produksi dalam negeri berlimpah. “Sudah pasti akan menurun tiga bulan pertama, sekitar US$ 90 per ton,” kata Ketua Umum APBI Pandu P. Sjahrir kepada Katadata.co.id, Rabu (2/1).

(Baca: Prospek Perdagangan 2019: Dihantui Perang Dagang dan Tekanan Ekspor)

Namun, Pandu belum bisa memastikan HBA sepanjang 2019. Karena, HBA juga dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya indeks harga Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC).

Untuk memperkuat harga batu bara harus ada perubahan pada referensi penetapan harga. Menurut dia, untuk penetapan HBA seharusnya hanya untuk batu bara dengan kadar rendah, yakni di bawa 5.000 kalori, dan harus mengikuti harga pasar seperti yang dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Adapun saat ini penetapan HBA berlaku untuk batu bara kalori tinggi yaitu 6.322. Sedangkan kalori rendah tidak diatur. Ini membuat keduanya memiliki perbedaan harga yang cukup jauh. “Referensi harus dibetulkan. Kalau sudah HBA, low kalori saja,” ujar Pandu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...