Lelang MRT Fase II Agustus 2018, Sebagian Desain Berubah
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan menggelar lelang kontrak untuk menggarap pembangunan proyek MRT fase dua pada Agustus 2018. Menurut Direktur Utama PT MRT William Sabandar, pekan ini pihaknya sedang membahas pembiayaan rute Bundaran HI – Kampung Bandan dengan misi penilai dari Japan International Cooperation Agency (JICA).
Setelah pembahasan struktur pendanaan selesai, proses berlanjut dengan tanda tangan kontrak pada November mendatang. Dalam masa ini, keduanya merencanakan upaya akselerasi pengerjaan proyek, lebih cepat dari fase pertama. “Sehingga Desember 2018 bisa ground breaking,” kata William di Jakarta, Selasa (27/2).
MRT rute baru ini memiliki panjang 7,8 kilometer dengan delapan stasiun. Bertolak dari Bundaran HI, moda transportasi massal berbasis rel tersebut akan menuju Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota, dan berujung di Kampung Bandan. (Baca juga: Skema Kerja Sama Proyek MRT ke Cisauk Akan Dimatangkan).
Dari jumlah tersebut, sebanyak tujuh stasiun akan berada di bawah tanah dan satu di permukaan. Karena itu, sekarang sedang membereskan pembebasan lahan di wilayah Kampung Bandan untuk depo kereta sebelum stasiun. William menjanjikan kepada JICA masalah ini segera selesai.
Dengan mempertimbangkan efisiensi, kata William, ada perubahan desain dari sisi konstruksi. Sebelumnya, desain terowongan bakal di bawah sungai Ciliwung yang membelah Jalan Gadjah Mada dan Hayam Wuruk. Namun, dalam rancangan ini ada kemungkinan bisa menggeser aliran sungai.
Karenanya, rencana tersebut lalu diubah dengan membangun terowongan di bawah Jalan Gadjah Mada. Dengan demikian, bangunan stasiun yang semula horisontal dengan jalur lintas ke kanan dan kiri, kini menjadi vertikal. “Keluar dan masuk dari satu sisi (Jalan Gadjah Mada),” kata William.