Pertanian Penyumbang Tertinggi Indeks Harga Perdagangan Besar

Miftah Ardhian
1 September 2016, 21:19
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum non-migas pada Agustus 2016 naik 0,36 persen dari bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik menyatakan sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi kenaikan indeks tersebut.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan berdasarkan hasil pemantauan BPS, IHPB non-migas sebesar 157,03 pada Agustus lebih tinggi dibandingkan Juli yang berada di level 156,47. Sektor pertanian menyumbang pertambahan 2,76 persen. (Baca: Deflasi Agustus 0,02 Persen, Terendah Sejak 2001).

Sementara itu, sektor industri naik 0,10 persen dan kelompok barang impor non-migas juga menanjak 0,12 persen. Adapun sektor pertambangan dan penggalian turun 0,34 persen dan kelompok barang ekspor non-migas berkurang 1,35 persen. Dengan demikian, perubahan IHPB non-migas sepanjang 2016 adalah 7,45 persen dan perubahan IHPB secara tahunan, year on year (yoy), 10,34 persen.

“Beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, antara lain sawi, cabe merah, cabe rawit, telur ayam buras, ikan beku, timah, plastik dan barang dari plastik impor, dan mesin atau peralatan listrik ekspor,” kata Sasmito di kantor BPS, Jakarta, Kamis, 1 September 2016. (Lihat pula: Sensus Ekonomi 2016: Tantangan Berat Hadapi Masyarakat ASEAN).

IHPB adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga antarwaktu dari suatu paket jenis barang pada perdagangan besar. Indeks harga ini merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan perekonomian secara umum serta sebagai bahan dalam analisa pasar dan moneter. IHPB disajikan dalam bentuk indeks umum dan sektoral yang meliputi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor, dan ekspor.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...