Tiga Alasan Pemerintah Hendak Cabut Subsidi Solar

Miftah Ardhian
9 Juni 2016, 12:33
BBM Pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA

Pemerintah berencana mencabut sebagian subsidi Bahan Bakar Minyak jenis Solar. Bantuan keuangan yang tadinya Rp 1.000 per liter, akan dicabut Rp 650 per liter. Sehingga, subsidi yang ditanggung pemerintah hanya Rp 350 per liter Solar. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, sedikitnya terdapat tiga alasan pemerintah memutuskan untuk mencabut subsidi ini. Pertama, pada prinsipnya pemerintah masih ingin memberikan subsidi ke masyarakat. Namun pemerintah juga harus memikirkan kebijakan fiskal negara dengan menggeser subsidi ke sektor produktif.

Kedua, Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 mengalami perubahan menurun. Pemerintah harus lebih jeli mengalokasikan dana ke sektor yang lebih dibutuhkan masyarakat. (Baca: Revisi APBN 2016, Subsidi Solar Dipotong Jadi Rp 350 per Liter).

Ketiga, dengan memangkas hingga Rp 650 per liter Solar, pemerintah menjamin tidak akan ada kenaikan harga BBM terutama jenis bahan bakar ini sampai akhir 2016. Sudirman membantah jika penghapusan subsidi ini hanya untuk membantu menutup defisit APBN.

Sudirman Said
Sudirman Said
(Arief Kamaludin|KATADATA)

“Untuk memggeser subsidi yang konsumtif ke sektor yang produktif. Bagaimanapun orang yang pakai solar itu yang punya kendaraan bermotor. Tapi pengguna waduk, siapa? Orang miskin. Pengguna jalan? Kereta api? Sekolah? Masyarakat banyak,” kata Sudirman saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu malam, 8 Juni 2016. (Baca juga: Untung Jualan Premium, Laba Kuartal I Pertamina Meningkat).

Dengan demikian, dia mengklaim jika pencabutan ini bukan khusus dialokasikan untuk kebutuhan dana program kementeriannya, seperti Dana Ketahanan Energi dan Strategic Petroleum Reserve (SPR). Dana tersebut nantinya masuk ke APBN. Dari APBN ini diharapkan Kementerian Energi mendapat alokasi untuk dua programnya tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...