Banjir Baja, Amerika Peringatkan Cina Kurangi Produksi

Maria Yuniar Ardhiati
7 Juni 2016, 14:07
Krakatau Steel
Agung Samosir|KATADATA
KATADATA | Agung Samosir

Menteri Keuangan Amerika Serikat Jack Lew mendesak Cina untuk mengurangi produksi bajanya yang berlebihan karena menggangu stabilitas pasar global. Ia menyampaikan hal ini dalam pertemuan antara kedua negara tersebut untuk membahas isu perdagangan dan keamanan.

Cina, negara penghasil baja terbesar di dunia, dituduh menjual produk-produknya dengan harga di bawah standar pasar. Lew menyebut kapasitas yang berlebih itu juga bisa menggerogoti perekonomian Cina dan menimbulkan inefisiensi. Para pejabat Amerika Serikat berencana menggelar diskusi dengan para mitra Cina mengenai kondisi tersebut dalam pertemuan tahunan yang berlangsung dalam dua hari ini.

“Artinya, ada kekeliruan alokasi sumber daya,” kata Lew seperti dikutip BBC, Selasa, 7 Juni 2016. Akhirnya, Cina pun menjual kelebihan bajanya dengan harga di bawah rata-rata pasar. (Baca: Bertahan dari Serbuan Baja Cina).

Para produsen baja di Eropa pun kini mencemaskan baja murah Cina yang mulai membanjiri wilayah mereka. Namun, Lew menjelaskan, sebenarnya bukan hanya Cina yang mengalami kelebihan produksi, sebagai negara yang menghasilkan lebih dari separuh jumlah baja dunia. Isu ini merupakan persoalan di pasar global, seperti halnya yang terjadi dengan aluminium. Pasar global telah mengalami distorsi karena kelebihan pasokan.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, perusahaan baja asal India yaitu Tata Steel, mengumumkan rencana penjualan seluruh usahanya di Inggris karena merugi. Ribuan pekerja terancam dirumahkan. Penyebabnya adalah membludaknya pasokan baja global serta derasnya arus impor ke Eropa. Dua faktor ini membawa dampak jangka panjang terhadap posisi kompetitif perusahaan di Inggris.

Pada 2013, Inggris mengimpor baja dari Cina sebanyak 303 ribu ton. Jumlah ini melonjak drastis menjadi 687 ribu ton di tahun 2014. Dalam 25 tahun, produksi Cina telah tumbuh hingga 12 kali lipat. Sementara itu, kapasitas Amerika Serikat cenderung stagnan. Jumlah baja yang dihasilkan Uni Eropa bahkan anjlok 12 persen.

Pada akhir April lalu BBC melaporkan bahwa yang mendorong meroketnya produksi di Cina adalah pertumbuhan ekonomi double-digit di negara tersebut selama satu dekade terakhir. Kondisi ini membuat permintaan baja domestik di sana meningkat. Begitu juga dengan investasi pemerintah Cina untuk industri baja.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...