Harga Minyak Naik, JK: Komoditas Segera Tumbuh Baik

Ameidyo Daud Nasution
29 April 2016, 20:47
Jusuf Kalla
Arief Kamaludin|KATADATA
Seiring membaiknya harga komoditas ini, pemerintah akan melakukan reformasi struktural. Diharapkan hal ini menopang pertumbuhan ekonomi dari 4,8 persen pada 2015 mencapai sedikitnya lima persen tahun ini.

Wakil Presiden Jusuf Kalla memperkirakan nilai sejumlah komoditas asal Indonesia segera membaik. Hal ini didorong oleh harga minyak mentah dunia yang mulai menanjak, setelah terjatuh hingga di bawah US$ 30 per barel.

Sebab, banyak nilai komoditas yang mengacu kepada pergerakan minyak, sehingga secara otomatis akan terkerek seiring membaiknya harga “emas hitam” itu. “Saya pikir harga komoditas sudah mencapai titik terendah, nanti segera tumbuh baik,” kata Kalla yang kerap disebut JK itu di acara Association Cambiste Internationale - Financial Market Association World Congress di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat, 29 April 2016.

Advertisement

Sebagaiamana disebutkan dalam oilprice.com, minyak jenis West Texas Intermediate pada hari ini diperdagangkan pada harga US$ 46,2 per barel atau naik 0,72 persen. Sedangkan minyak jenis Brent Crude tercatat US$ 47,9 per barel atau naik sebesar 0,61 persen. (Baca: Dua Tahun Lagi, BI Perkirakan Ekonomi Bisa Tumbuh 6,5 Persen).

Seiring membaiknya harga komoditas ini, pemerintah akan melakukan reformasi struktural. Diharapkan hal ini menopang pertumbuhan ekonomi dari 4,8 persen pada 2015 mencapai sedikitnya lima persen tahun ini. Angka yang disodorkan Kalla tersebut sebenarnya tidak terlalu fantastis. Alasannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di tengah-tengah sejumlah negara: tidak terlalu tinggi atau rendah.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akam berada pada level 5,2 hingga 5,6 persen. Belanja modal pemerintah diprediksi menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi pada semester pertama. Sedangkan peran investasi swasta baru akan terlihat pada semester kedua mendatang. “Kami dukung penuh percepatan belanja infrastruktur sejak tahun lalu,” kata Agus. (Baca: Indonesia Pimpin Pertumbuhan Ekonomi Asia).

Menurutnya, kebijakan moneter BI akan berkorelasi penuh dengan kebijakan fiskal pemerintah untuk menyasar beberapa hal yakni mendukung ketahanan pangan dan energi, memperkuat kehandalan industri nasional, serta menjadikan sektor keuangan sebagai basis pembiayaan pembangunan. Selain itu, bank sentral pun bersinergi dengan sektor riil dan keuangan dalam menjawab tantangan tersebut.

Sebelumnya, mantan Menteri Keuangan ini juga menilai ekonomi Indonesia makin membaik tahun ini. Inflasi diyakini sesuai target empat persen plus minus satu persen. Neraca perdagangan surplus sepanjang tiga bulan terakhir, yang membuat defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) lebih sehat. Didukung pula oleh implementasi 12 paket kebijakan ekonomi. “Ini akan memberikan optimisme bagi Indonesia,” katanya. (Baca: Sebagian Proyek Infrastruktur Akan Didanai ADB).

Pertumbuhan Indonesia juga masih tercatat baik. Tahun lalu, ekonomi tumbuh 4,79 persen. Sedangkan kuartal pertama tahun ini diproyeksikan 5,1 - 5,2 persen. Rupiah pun tercatat menguat sekitar empat persen sejak awal tahun. Dana asing yang masuk hingga minggu ketiga April memang terbilang besar, sekitar Rp 71 triliun. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp 50 triliun. Juga, kata Agus, terlihat banyak korporasi yang melepas dolar Amerika sehingga terjadi penguatan rupiah.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung menyampaikan setelah ekonomi triwulan pertama tumbuh 5,1 - 5,2 persen, pada kuartal selanjutnya dapat menyentuh 5,2 - 5,3 persen. Pendorong utamanya masih karena pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Juga didukung oleh keyakinan konsumen. (Baca juga: Ekonomi Global Melambat, 30 Proyek Infrastruktur Jadi Andalan).

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement