Kembangkan Industri, Pemerintah Gandeng Rolls Royce dan Siemens

Miftah Ardhian
14 April 2016, 13:42
Pembangunan di Delta Silicon 8 dan Fajar Industrial Estat
Arief Kamaludin|KATADATA
Suasana pembangunan di Delta Silicon 8 dan Fajar Industrial Estate, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, (31/3)

Hampir sepekan berkunjung ke negara-negara Eropa, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno pulang membawa sejumlah kabar. Dalam kunjungan dinas itu, dia membuka peluang kerja sama Indonesia dengan negara dan sejumlah perusahaan besar di sana.

Rini menyatakan salah satu perbincangan dilakukan dengan petinggi Rolls Royce Limited. Hal ini terkait keinginan PT Garuda Indonesia untuk merawat mesin pesawat maskapainya. “Di kemudian hari, kita diijinkan melakukan maintenance engine Rolls Royce yang dimiliki maskapai lain. Targetnya, kita mau menjadi center maintenance server dari pesawat-pesawat terbang,” kata Rini di Grand Ballroom Pertamina, Jakarta, Rabu, 13 April 2016.

Selain dengan perusahaan otomotif asal Inggris itu, Rini juga bertemu pembesar Siemens. Kerja sama yanag akan dibangun bergerak dalam bidang pendidikan. Rini pun mendorong pembuatan mesin-mesin untuk pembangkit PT PLN dengan kapasitas 20 dan 50 MW. Atas ajakan ini, Siemens pun berrencana mempelajari dan menjajagi sejumlah Badan Usaha Milik Negara lainnya, yaitu PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, dan PT PAL. (Baca: Indonesia Lawan Malaysia dan Amerika Berebut Investasi Cina).

Bila terlaksana, Rini berharap penggunaan konten lokal dalam kerja sama tersebut sampai 70 persen. Dia akan mendorong industri produk barang turunan dari hasil tambang Indonesia. Untuk itu, Rini telah bertemu dengan perusahaan Ferrostal untuk bisa bekerja sama dengan PT Antam. Walau masih dalam tahap pembicaraan, Rini berharap dengan kerja sama ini Indonesia dapat membuat ferronickel nya ini bisa menjadi stainless steel.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo pada pertengahan April ini juga akan berkunjung ke negara-negara Eropa. Menurut Rini, kunjungan presiden ini salah satunya merupakan upaya untuk memfinalkan kerja sama dengan Rolls Royce dan Siemens tersebut. “Semoga kunjungan bapak presiden nanti bisa memfinalkan itu,” ujarnya. (Lihat pula: Asing Tertarik Investasi E-Commerce, Logistik dan Barang Konsumsi).

Dalam kunjungan tersebut, pemerintah pun mendapat tawaran pinjaman dana dari UK Export Credit Finance. Perusahaan pendanaan dari Inggris tersebut ingin memberikan dukungan pembangunan infrastruktur di Indonesia berupa kredit ekspor. Fasilitas itu bukan berarti barangnya 100 persen dari inggris. Namun minimal 20 persen sudah cukup. Export Credit  mampu memberikan pinjaman hingga lebih dari US$ 1 miliar. Kemungkinan, Garuda yang akan menggunakan dana ini untuk melakukan ekspansi bisnisnya.

Tawaran pinjaman juga datang dari KFW, sebuah perusahaan perbankan yang terletak di Jerman. Menurut Rini, KFW berminat membantun pengembangan infrastruktur di Indonesia. KFW telah memberikan pinjaman dana yang digunakan oleh PLN. Sedangkan, KFW juga sudah melakukan pendekatan kepada Pelni untuk pembangunan infrastruktur lainnya.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...