Tertinggal Dari Sri Lanka, Pemerintah Genjot Energi Terbarukan

Muchamad Nafi
12 Februari 2016, 16:21
biodiesel
Katadata | Arief Kamaludin

KATADATA - Pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia masih sangat minim. Bahkan dibandingkan negara yang lebih kecil seperti Sri Lanka, Indonesia masih tertinggal jauh. Untuk itu pemerintah mulai gencar mengembangkan energi nonfosil tersebut. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan saat ini penggunaan energi baru terbarukan di Sri Lanka hampir mencapai 50 persen. Sementara di Indonesia penggunaan energi ramah lingkungan tersebut hanya sekitar 11 persen. Adapun target pemakaiannya pada 2025 baru 23 persen dari seluruh total energi yang digunakan. (Baca: Tak Campur Biodiesel, Penyalur BBM Terancam Denda Rp 6 Ribu per Liter).

Advertisement

Selain lebih banyak menggunakan energi terbarukan, Sri Lanka berhasil mengalirkan listrik ke seluruh pulau terpencil. Karena itu Sudirman berharap Indonesia belajar dan bekerjasama dengan negara tersebut, meskipun luas daratan Sri Lanka tiga kali lebih kecil dibandingkan Indonesia. “Tapi kegigihannya luar biasa,” kata Sudirman di Bali, Jumat, 12 Februari 2016.

Agar tujuan tersebut tercapai, sejak 2014, Kementerian Energi tidak memperlakukan pengembangan energi terbarukan sebatas lampiran kebijakan. Bahan bakar ini menjadi arus utama dalam kebijakan energi. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pelaksanaan program B20, di mana minyak diesel akan dicampur dengan minyak sawit agar lebih ramah lingkungan.

Kebijakan ini diyakini dapat memberikan banyak manfaat untuk perekonomian. Program B20 juga menekan impor Bahan Bakar Minyak hingga 6,9 juta kiloliter. Saat ini, impor BBM Indonesia antara 700 dan 800 ribu barel per hari. Sebagai informasi, satu barel setara dengan 159 liter. Dampaknya, berkurangnya impor BBM akan menghemat devisa sekitar US$ 2 miliar. “Selama ini importir yang menikmati,” ujar Sudirman.

Dengan kebijakan tersebut, Sudirman juga yakin petani sawit akan merasa terbantu. Sejak ada program B15 -tahapan sebelum B20- petani mendapatkan peningkatan keuntungan hingga 50 persen. Karenanya, melaui program ini, harga minyak sawit juga diharapkan meningkat. (Baca juga: Pemerintah Genjot Produksi Biodiesel Lebih dari 8,5 Juta KL).

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement