Jusuf Kalla Terang-terangan Bela R.J. Lino

Muchamad Nafi
17 November 2015, 18:38
Jusuf Kalla
Arief Kamaludin|KATADATA
Jusuf Kalla KATADATA|Arief Kamaludin

KATADATA - Dugaan korupsi di tubuh PT Pelindo II yang disidik kepolisian sempat membuat gaduh suasana politik nasional. Direktur Utama PT. Pelindo II Richard Joost Lino memprotes penggeledahan ruangannya oleh aparat pada akhir Agustus lalu. Karena perlawanan ini, sebagian publik menilai ia memiliki orang kuat di belakangnya. Ada yang menyebut tokoh tersebut adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Namun, Jusuf Kalla mengatakan bukan sosok berpengaruh di balik Lino. JK, demikian dia kerap disapa, menekankan dirinya adalah Wakil Presiden yang posisinya berada di depan Lino. Dia pun membandingkannya dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil yang sama-sama berada pada posisi di bawahnya.

“Saya dianggap beking-nya Lino, tidak benar itu. Beking itu orang kuat di belakangnya, saya itu posisinya di depan Lino,” kata JK dalam acara Tempo Economic Briefing di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa, 17 November 2015. Ketika terjadi penggeledahan, Lino memang sempat menelpon Sofyan meminta dukungan.

Sebagai direksi badan usaha milik negara, JK memuji Lino yang berani mengambil risiko. Oleh sebab itu dia berharap tidak ada direksi maupun pengambil kebijakan yang ditangkap oleh aparat penegak hukum, apalagi bila masalahnya terkait administrasi. (Baca juga: Lino Anggap Kereta Tak Efektif Distribusikan Kontainer).

Menurut JK, bisnis merupakan dunia yang memiliki risiko cukup besar terutama bila ingin mencapai sasaran pembangunan yang juga besar. Oleh sebab itu, para pucuk pimpinan diharapkan tidak takut atas terganjal hukum. “Kalau seperti Lino takut, saya khawatir semua (direksi) akan ketakutan. Bisa tidak ada kebijakan nanti,” ujarnya.

Karena itu, ketika mengetahui masalah tersebut, JK menelepon Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri saat itu, Budi Waseso. Dalam kasus tersebut, polisi menduga ada korupsi di Pelindo II dalam pengadaan 10 crane. Namun, pemerintah khawatir hiruk-pikuk ini kembali memberi sinyal negatif ke pasar di saat rupiah menunjukkan penguatan setelah terjerembab hingga Rp 14 ribu per dolar Amerika Serikat.

Presiden Jokowi pun terusik dengan ribut-ribut soal ini. Sebab, dalam percakapan telponnya dengan Sofyan Djalil, Lino menyatakan akan mundur dari jabatannya jika pemerintah tak segera ambil tindakan. “Kasi tahu Presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok,” Lino mengancam saat penggeledahan.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...