Kerja Keras Mempercepat Program Prakerja

Rezza Aji Pratama
29 Maret 2023, 08:30
Kartu Prakerja Denni Purbasari dan Hengki Sihombing
Ilustrator: Lambok Hutabarat | Katadata
Kartu Prakerja Denni Purbasari dan Hengki Sihombing

Hengki Mardongan Sihombing menghabiskan malam Minggu yang tidak biasa pada 11 April 2020 silam. Hari itu, mulai pukul 19.00 WIB pemerintah resmi membuka pendaftaran program Kartu Prakerja.

Ini merupakan program kampanye Presiden Joko Widodo yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses berbagai kursus secara offline dan online. Peserta memperoleh biaya pelatihan Rp 1 juta, insentif total Rp 2,4 juta selama empat bulan, dan insentif survei Rp 150 ribu. 

“Sejak awal saya yakin kalau peminatnya akan membludak. Tetapi tidak tahu akan sebanyak apa,” ujar Hengki, Direktur Operasional dan Teknologi Kartu Prakerja, saat bercerita kepada Katadata.co.id.

Prediksi Hengki rupanya tepat. Menjelang tengah malam, setidaknya sudah lima juta peserta yang mendaftar. Hengki yang terus terjaga bercerita saat itu jatah verifikasi KTP yang diberikan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri sudah mencapai batas. Akibatnya, banyak peserta gagal ketika mendaftar.

Hengki pun segera mengontak Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program (PMO) Prakerja untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Saya langsung telepon Pak Zudan [Dirjen Dukcapil] untuk segera menambah kuota,” cerita Denni, Direktur Eksekutif PMO Prakerja. 

PROGRAM KARTU PRAKERJA LANJUT DI 2021
Program Kartiu Prakerja lanjut di 2021 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.)

Hengki bercerita hingga menjelang dini hari, jumlah pendaftar terus bertambah. Para peserta yang gagal mendaftar karena jatah verifikasi di Dukcapil sudah habis mengeluarkan sumpah serapahnya di media sosial. Namun Hengki justru tidak patah arah. Ia dan timnya terus terjaga hingga pagi untuk memantau pendaftaran.

“Waktu itu para engineer stand by via Zoom. Itu ada beberapa yang sudah ketiduran di depan laptop,” katanya. “Akhirnya jam lima pagi kita tutup pendaftaran karena memang sudah enggak kuat lagi,” Hengki melanjutkan cerita. 

Modifikasi Saat Pandemi

Saat pertama kali diperkenalkan ke publik di masa kampanye, Presiden Jokowi menargetkan dua juta peserta pelatihan Prakerja per tahun. Denni Puspa Purbasari yang saat itu menjabat sebagai Deputi Ekonomi Kantor Staf Presiden (KSP) ditugaskan untuk merancang programnya.

“Saat itu ada sembilan lembaga pelatihan milik Kementerian yang menyasar 850.000 peserta setiap tahun. Jadi target dua juta peserta di Prakerja ini belum pernah terbayangkan sebelumnya,” kata Denni.

Setelah melakukan ratusan focus group discussion untuk mencari masukan, Presiden akhirnya menerbitkan Perpres Prakerja pada Februari 2020. Namun belum sempat program Prakerja dijalankan, pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Konsep Prakerja pun akhirnya disesuaikan agar bisa menjadi semi bantuan sosial kepada masyarakat.

Ketika pandemi mulai melanda Indonesia, tim PMO Prakerja berkejaran dengan waktu untuk mengimplementasikan program tersebut. Kala itu, Denni dan Hengki baru memperoleh SK pengangkatan pada 17 Maret 2020. Praktis keduanya cuma punya waktu tiga minggu untuk persiapan peluncuran pendaftaran gelombang pertama di 11 April 2020, tepat satu hari setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan. 

Halaman:

Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...