Miliaran Data Diretas, Ini Tips Melacak Kebocoran Data Akun Medsos

Muchamad Nafi
14 April 2021, 16:24
Miliaran Data Diretas, Ini Tips Melacak Kebocoran Data Akun Medsos
123rf
Ilustrasi. Pakar keamanan memberikan tips melacak kebocoran data akun medsos.

Dunia maya sempat dihebohkan lagi oleh bocornya data pemilik akun media sosial atau medsos. Lalu banyak yang bertanya bagaimana melacak kebocoran data di medsos. Sebab, tidak tanggung-tanggung, lebih dari satu miliar profil pengguna Facebook dan LinkedIn dijual secara daring alias online

Clubhouse tampaknya mengalami nasib yang sama. Database structured query language (SQL) yang berisi 1,3 juta akun pengguna Clubhouse bocor secara gratis di forum peretas populer RaidForum. Warga internet perlu mewaspadai kebocoran data yang sering terjadi ini dengan selalu mengecek apakah akun media sosialnya menjadi korban peretasan atau tidak.

Advertisement

Pakar keamanan siber dari Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC) Pratama Persadha menganjurkan warganet sering-sering menggunakan website pemeriksa kebocoran data pribadi untuk mengetahui apakah akun online-nya bocor dalam kasus sebelumnya.

Untuk mengecek akun medsos menjadi korban peretasan atau tidak, bisa menggunakan firefox mozilla yang bisa diakses di https://monitor.firefox.com. Selain itu, ada https://www.avast.com/hackcheck dan https://haveibeenpwned.com.

Setelah diklik monitor.firefox.com, misalnya, muncul tulisan “Pembobolan Situs Web Ringkasan”. Diberitahukan pula, pada 17 April 2020, Tokopedia mengalami pembobolan.

Tertulis pula: “Setelah pembobolan ditemukan dan diverifikasi, informasi ini ditambahkan ke basis data kami pada 2 Mei 2020. Data apa saja yang terkompromi: kata sandi alamat surel, tanggal lahir, informasi tambahan, gender, dan nama. Data kebocoran disediakan oleh Have I Been Pwned.”

Selanjutnya, ada sejumlah saran untuk menjaga informasi pribadi aman dan melindungi identitas digital, antara lain mengubah kata sandi, buat kata sandi yang unik dan berbeda dari kata sandi lain yang digunakan.

Strategi yang baik adalah menggabungkan dua atau lebih kata yang tidak terkait untuk membentuk keseluruhan frasa sandi. Berikutnya, perbarui info masuk lain menggunakan kata sandi yang sama.

Diberitahukan pula bahwa penggunaan ulang kata sandi mengubah satu kebocoran data menjadi banyak. Sekarang kata sandi ini sudah diketahui, peretas dapat menggunakannya untuk masuk ke akun lain.

Anjuran lainnya, hindari penggunaan informasi pribadi dalam personal identification number (PIN). Karena tanggal lahir pemilik akun mudah ditemukan di catatan publik, perlu hindari penggunaannya dalam kata sandi dan PIN. Hal ini mengingat orang yang tahu ulang tahun pemilik akun bisa dengan sangat mudah menebak PIN pemilik akun.

Meski di dalam file tidak ditemukan data yang sangat sensitif, seperti detail kartu kredit atau dokumen hukum di arsip yang di-posting oleh pelaku, sudah cukup menyebabkan kerusakan dan ancaman nyata.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement