Jalan Panjang dan Berliku Program Langit Biru

Image title
16 September 2020, 17:54
program langit biru, pertamina, pertalite, pertamax, energi baru, energi ramah lingkungan, bbm
phive2015/123rf

Awal pekan ini masyarakat Tangerang Selatan menikmati harga baru bahan bakar minyak jenis Pertalite. Sejumlah SPBU menjual BBM beroktan 90 itu lebih murah dari harga saat ini. Promo Pertamina tersebut untuk menggiring publik menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan, bagian dari program langit biru yang dicanangkan pemerintah hampir seperempat abad lalu.

Melalui program diskon ini, konsumen membeli Pertalite cukup Rp 6.450 per liter, turun dari sebelumnya Rp 7.650. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, diskon ini bagian dari pendidikan ke masyarakat, sebuah customer experience untuk mayoritas pengguna Premium agar merasakan BBM yang lebih berkualitas.

“Seperti di Denpasar, telah terjadi peralihan,” kata Fajriyah kepada Katadata.co.id, Rabu (16/9) seraya menambahkan bahwa harga miring Pertalite ini berlaku sementara. “Sebagian besar pengguna Premium adalah pengendara roda dua dan angkot.”

Sebelum Tangerang Selatan, program langit biru berupa potongan harga Pertalite memang diterapkan di Bali sejak awal Juli lalu. Sebagai wilayah percontohan, Pertamina telah berkoordinasi dengan pemerintah kedua daerah tersebut. “Seperti di Bali untuk mendukung Denpasar Smart City. Tangerang Selatan juga demikian, sesuai visinya menjadi kota yang asri,” ujar dia.

Dalam rencana panjang Pertamina, sebenarnya peralihan konsumsi BBM diarahkan untuk memperbesar pasar bensin dengan oktan lebih tinggi lagi, seperti Pertamax dan Pertamax Turbo, atau Pertamax Dex untuk mesin diesel. BUMN pelat merah itu memproyeksikan penjualan harian BBM, khususnya Premium, terus menurun hingga 2024.

Misalnya, pada tahun ini konsumsi Premium diperkirakan 23,9 ribu kiloliter per hari lalu ditargetkan tinggal 13,8 ribu kiloliter pada 2024. Perhatikan grafik pada Databoks berikut ini:

Aturan penerapan BBM ramah lingkungan telah tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 20 Tahun 2017 tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4. Di sana disebutkan bahwa standar baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor harus sesuai Euro 4, yaitu yang memiliki research octane number atau RON 95.

Saat ini Pertamina masih berupaya untuk menjual produk BBM dengan kualitas tersebut yang dilakukan secara bertahap. “Sekarang fokusnya ke transisi Premium ke Pertalite dulu,” kata Fajriyah.

Untuk itu, Pertamina tengah meratakan sebaran outlet BBM ramah lingkungan agar konsumsi bahan bakar minyak beroktan rendah -Premium dan Pertalite- makin berkurang. Pada tahun ini, misalnya, Pertamina menargetkan Pertamax tersedia di 5.801 SPBU reguler dengan tambahan 4.308 outlet Pertashop.

Lihat grafik Databoks di bawah ini:

Pergeseran konsumsi ini diharapkan turut menekan emisi gas rumah kaca. Upaya tersebut akhir-akhir ini juga gencar didorong Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif. Uji coba penghapusan bensin beroktan rendah dimulai di Jawa, Madura, dan Bali secara bertahap. “Selain Bali, ada empat daerah lagi uji coba Pertalite menggantikan Premium,” kata Arifin beberapa pekan lalu.

Langit Biru: Program Tua dari Presiden ke Presiden

Polusi di wilayah perkotaaan menjadi masalah cukup kompleks. Asap kendaraan bermotor menyumbang pada buruknya kualitas udara. Kesehatan masyarakat di wilayah ini pun makin merosot.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...