Polesan Jerry Ng Membawa Bank Jago Berkapitalisasi Raksasa di Bursa

Intan Nirmala Sari
18 September 2021, 07:00
Polesan Jerry Ng Membawa Bank Jago Berkapitalisasi Raksasa di Bursa
Katadata

Bank Jago seakan mengeluarkan taji dan kokoknya pada tahun ini. Kapitalisasi pasar bank digital jelmaan Bank Artos itu naik hingga 336,3 % senilai Rp 203,68 triliun dalam sembilan bulan terakhir, tepatnya pada Rabu kemarin. Bankir kawakan Jerry Ng membawa cerita baru tranformasi digital lembaga keuangan ini yang semula di ranah perbankan konvensional.

Lompatan nilai pasar yang fantastis tersebut seiring harga saham emiten berkode ARTO ini melesat 311,18 %. Melansir laman Tradingview, secara tahunan (ytd) harga saham ARTO naik dari Rp 3.575 per lembar pada akhir 2020, menjadi Rp 14.700 pada Rabu, 15 September 2021.

Advertisement

Dengan harga tersebut, nilai pasar Bank Jago melejit dari Rp 46,68 triliun pada 30 Desember 2020 menjadi Rp 203,68 triliun Rabu lalu. Alhasil, Bank Jago menempati urutan keenam saham dengan kapitalisasi pasar terbesar menurut Bursa Efek Indonesia.

Kinerja bank ini juga makin membaik pada semester pertama 2021, yang sebelumnya cukup berat. Pendapatan bunga naik 289 % dari Rp 41,26 miliar menjadi Rp 160,47 miliar per Juni 2021. Melansir laporan keuangan perusahaan, beban bunga meningkat 46,6 % menjadi Rp 21,4 miliar sehingga Bank Jago membukukan rugi operasional Rp 43,84 miliar. Namun capaian ini lebih baik dibandingkan rugi operasional 2020 sebesar Rp 50,94 miliar.

Bank Jago, Sebuah Transformasi Bank Digital

Bank Artos adalah nama lama sebelum berubah menjadi Bank Jago. Arto Hardy mendirikan Artos pada 1 Mei 1992 dengan menggunakan bendera PT Bank Artos Indonesia. Berdasarkan akta pendirian perusahaan, kantor pusatnya di Bandung. Lembaga keuangan ini resmi beroperasi sebagai bank umum setelah keluar izin Menteri Keuangan pada 10 Juli 1992.

Seiring perkembangan waktu, Bank Artos kemudian berekspansi dengan membuka kantor cabang di Jakarta pada 12 Februari 1996. Berlanjut dengan mengantongi sertifikasi ISO (saat ini versi ISO 9001:2015 No. ID07/1818) yang dikeluarkan oleh ISO UKAS Quality Management.

Pada 30 Desember 2015, Bank Artos memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) dengan kode saham ARTO. Sebanyak 241,25 juta saham di lepas dengan harga penawaran Rp 132 per lembar dan resmi tercatat 12 Januari 2016.

Saat itu, kinerja Bank Artos belum membukukan performa mulus, di mana sejak 2015 perusahaan masih mencatatkan kerugian. Di belantara dunia perbankan, kiprah lembaga keuangan ini pun tidak terlalu terdengar.

Lalu, arah angin mulai berubah saat Jerry Ng dan Sugito Walujo masuk sejak tiga tahun lalu. Berdasarkan dokumen Ringkasan Rancangan Akuisisi ARTO pada 22 Agustus 2019, Jerry dan Sugito mengambil alih 51 % kepemilikan saham Bank Artos dari keluarga Arto Hardy.

Aksi keduanya melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Ltd (WTT). Di MEI, Jerry Ng merupakan pemilik sekaligus direktur utama. Dalam mengakuisisi Artos, PT MEI menggenggam 37,65 % dan WTT menguasai 13,35 %.

Akuisisi tersebut untuk mengembangkan platform teknologi digital dan menjadikan Bank Artos sebagai lembaga perbankan yang melayani segmen menengah bawah (mass market).

Lalu, Bank Artos resmi mengganti namanya menjadi PT Bank Jago Tbk atau Bank Jago pada tahun lalu. Mereka memindahkan kantor pusatnya dari Bandung ke Menara BTPN di Jakarta per 11 Juni 2020.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement