Mengenal Gurita M Cash, Penyedia Perangkat Lunak hingga Jasa Logistik
Teknologi berperan besar mengubah gaya hidup manusia, termasuk dalam mengurangi interaksi fisik dan mengalihkannya ke dunia maya. Dua tahun pandemi corona juga menjadi momentum perusahaan teknologi di perangkat keras dan lunak meningkatkan kinerjanya, seperti PT M Cash Integrasi.
RTI Business mencatat, saat ini saham perusahaan dengan kode emiten MCAS tersebut melejit hingga 225,5 % jika dibandingkan dengan tiga tahun lalu. MCAS merupakan perusahaan induk dari beberapa korporasi perangkat lunak yang biasa digunakan masyarakat, seperti WhatsApp for Business, Pawoon, hingga papan menu LED yang dipakai oleh restoran cepat saji McDonald.
Beragam Anak Usaha MCAS
PT M Cash Integrasi berdiri pada 1 Juni 2010. Tujuh tahun kemudian mereka menawarkan saham perdana alias initial public offering. MCAS pun masuk papan pencatatan saham pengembangan sektor teknologi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini berfokus pada pengembangan infrastruktur ekosistem digital.
Setelah lebih dari 10 tahun beroperasi, MCAS melebarkan sayap dan memiliki 12 anak usaha. Melansir paparan umum perusahaan, keduabelas anak usaha MCAS ini digolongkan menjadi tiga kelompok bisnis: value added services, distribusi produk, dan perangkat lunak yang mencakup software as a service, platform as a service, serta logistic as a service.
Dari lini value added service, MCAS melahirkan tiga anak perusahaan: PT NFC Indonesia, Digisaham, dan PT Energi Selalu Baru.
PT NFC Indonesia berdiri pada 2013 dan bergerak dalam penyediaan platform digital exchange hub. Laman resmi perusahaan menyebutkan, PT NFC memiliki empat anak perusahaan, yaitu PT Abdi Anugerah Persada yang menyediakan layanan pemasaran suatu perusahaan kepada konsumen melalui platform WhatsApp.
Kedua, PT Anugerah Wicaksana Digital yang menyediakan platform XBot untuk menghubungkan produk digital dan e-commerce. Lalu PT Kavita Dana Asia atau dikenal dengan Ideosource.
Keempat, PT Digital Mediatama Maxima (DMMX), sebuah perusahaan penyedia jasa pemasaran perdagangan digital dan iklan berbasis cloud. Namun pada 2020, DMMX memperluas cakupan bisnisnya dengan memulai bisnis di gim dan intellectual properties (IP) dengan joint venture bersama di BumiLangit.
Sementara itu, Digisaham yaitu aplikasi penyedia jasa informasi pasar modal secara realtime yang terhubung ke aplikasi WhatsApp. Kemudian, PT M Cash melahirkan bisnis kendaraan listrik melalui kerja sama dengan Volta Indonesia dan SiCepat. Perusahaan ini dinamakan PT Energi Selalu Baru dan sudah beroperasi dari tahun 2021.
Dari lini distribusi produk, MCAS memiliki usaha di bidang restoran dan logistik. Di bisnis kuliner, MCAS memakai kendaraan PT Read Bean Sukses Indonesia yang menyediakan jasa kitchen cloud. Sementara untuk bisnis logistik ada anak usaha Telefast Indonesia (TFAS) yang menyediakan jasa supply chain management serta pengelolaan sumber daya manusia.
Dari jalur perangkat lunak, MCAS mendirikan PT Dam Korporindo yang mengoperasikan aplikasi WhatsApp for Business. Pada kuartal pertama 2021, Dam Korporindo telah menggaet lebih dari 140 klien di bisnis layanan software yang berlangganan jasa WhatsApp for Business.
Selain merilis WhatsApp for Business, Dam Korporindo merupakan business solution provider Kementerian Kesehatan untuk menghadirkan chatbot WhatsApp resmi untuk vaksinasi Covid-19.
Kemudian ada PT Riset Kecerdasan Buatan dengan perusahaan bernama riset.ai. Beberapa layanan yang dikembangkan yakni face detection dan face recognition, pengenalan plat kendaraan bermotor, dan toko tanpa karyawan dan kasir.
MCAS juga memiliki perusahaan terbuka bernama PT Distribusi Voucher Nusantara (DIVA) yang bergerak pada penyediaan teknologi untuk usaha kecil dan menengah. DIVA mempunyai tiga anak usaha.
Pertama, PT Multidaya Dinamika, perusahaan fintech yang berfokus pada pengembangan dan pengintegrasi pembayaran non-tunai. Kedua, PT Surprise Indonesia yang bergerak di bidang perjalanan wisata. Perusahaan ini bertindak sebagai agregator dan menampilkan data serta berperan dalam distribusi produk wisata B2B.
Ketiga, ada PT Alphanovation Digital Teknindo yang menyediakan perangkat lunak Point of Sale (POS) bernama Pawoon.
Jejak Martin Suharlie dan Isaac Sjahrir di M Cash
Untuk mengelola perusahan dengan anak usaha yang tersebar, MCAS menunjuk Martin Suharlie sebagai direktur utama dan Isaac Sjahrir Djauhari Djenie menjabat komisaris utama. Keduanya meniti kariernya dari anak perusahaan MCAS.
Martin Suharlie alumni jurusan manajemen Universitas Tarumanegara Jakarta. Setelah lulus kuliah di 1996, ia didapuk menjadi CEO dari PT Agapindo Sukses Sejati hingga 2007. Bila ditelisik lebih lanjut, perusahaan pertama Martin ini tidak lagi beroperasi.
Keluar dari Agapindo Sukses Sejati, Martin menjabat sebagai CEO PT Mitra Komunikasi Nusantara (MKNT) dari 2008 hingga 2013. Perusahaan ini bergerak di bidang telekomunikasi, mulai dari distribusi voucher isi ulang serta SIM card, ritel ponsel, hingga penyedia pusat layanan GraPari yang bekerja sama dengan Telkomsel Indonesia.
Sukses di Mitra Komunikasi Nusantara, pada 2017 Martin memulai kariernya di PT M Cash Integrasi dengan jabatan direktur utama yang masih diembannya hingga sekarang. Tidak hanya di entitas induk, lelaki 46 tahun ini tercatat sebagai komisaris dari anak perusahaan, PT NFC Indonesia (NFCX) sejak 2018 dan komisaris utama PT Distribusi Voucher Nusantara di tahun yang sama.
Sementara itu, kursi komisaris utama MCAS dipegang Isaac Sjahrir Djauhari Djenie sejak 2020. Lelaki 50 tahun ini alumni Teknik Elektro Universitas Trisakti 1994. Isaac memulai kariernya dalam bisnis teknologi sebagai Chief Technology Officer PT Jati Piranti Solusindo sejak 1997 hingga 2008.
Jati Piranti Solusindo merupakan perusahaan konsultasi di bidang teknologi informasi. Ia kemudian berpindah ke PT Digital Makmur Sejahtera pada 2012 sebagai CEO. Jabatan ini ia emban hingga 2017.
Dalam rentang waktu tersebut, Isaac juga tercatat sebagai CEO dari JAS Kapital dari 2013 dan CEO PT Digital Artha Media sejak 2012. Kedua jabatan ini masih diemban hingga sekarang. JAS Kapital adalah perusahaan teknologi. Fokusnya pada payment (kartu kredit, dompet digital, dan uang tunai), seluler (integrasi tagihan operator, platform teknologi seluler, serta layanan nilai tambah lainnya), dan konvergensi gerai ritel dan digital.
Bergerak di bidang yang sama, Digital Artha Media adalah perusahaan fintech enabler yang didirikan atas kongsi Mandiri Capital, Kresna Securities, JAS Capital, dan Kompas Gramedia. Kresna Securities bagian dari Kresna Group, induk besar dari MCAS. Dengan posisi JAS Kapital dan Digital Artha Media ini, NFCX dan MCAS otomatis menjadi klien dari perusahaan Isaac.
Sebelum mengemban Presiden Komisaris MCAS, Isaac lebih dulu menjabat di anak perusahaan MCAS sebagai direktur utama Pawoon dan direktur NFCX. Dalam laman perusahaan, kedua jabatan ini ditempati Isaac sejak 2019. Namun jabatannya di NFCX hanya bertahan hingga 2020 dan jabatan di Pawoon masih berlanjut hingga sekarang.
Isaac tidak hanya berkarier di bidang korporasi. Dia merupakan salah satu pendiri Asosiasi Fintech Indonesia, mentor di Founder Institute, dan tercatat sebagai anggota Tim Pelaksana Satuan Tugas Komite Pemulihan Ekonomi Nasional Indonesia.
Kinerja Bisnis MCAS
Sepanjang kuartal pertama 2021, kinerja MCAS meningkat dari empat sisi: poin distribusi, jumlah layar iklan yang dipasang, jumlah klien bisnis jasa software (SaaS), dan titik drop paket.
Di poin distribusi, perusahaan meningkat 35,6 % menjadi 227.465 poin secara tahunan year on year (yoy). Di bisnis SaaS, yaitu WhatsApp Business, jumlah klien MCAS juga meningkat menjadi lebih dari 140. Pada 2020, MCAS hanya memiliki 120 klien.
Anak perusahaan MCAS, DMMX pun dapat meningkatkan pemasangan layar iklan menjadi 16,450 layar pada 13,476 titik iklan, meningkat 8,9 % dari akhir 2020 yang telah memasang 15,105 layar di 11,286 titik iklan.
Sementara itu, di kuartal pertama 2021, MCAS memiliki lebih dari 3000 drop point, naik dibandingkan dengan akhir 2020 yang hanya ada 940 titik. Titik drop point paket ini berkolaborasi dengan SiCepat.
Laju Hijau Saham MCAS
PT M Cash Integrasi sudah menjadi perusahaan publik sejak 1 November 2017. Pada penawaran saham perdana (IPO), MCAS melepas 216,9 juta lembar saham dengan harga Rp1.385 per lembar.
Pada 31 Januari 2022, harga saham MCAS di posisi Rp 11.100, turun 1,77 % dari penutupan hari sebelumnya di harga Rp Rp 11.300. Saat itu penjualannya didominasi oleh pembeli domestik sebanyak 667,7 ribu atau sekitar 47,68 % volume perdagangan MCAS.
Data RTI Business memperlihatkan saham MCAS kerap meningkat. Dibanding tiga tahun lalu, saham MCAS sudah meningkat 225,5 %, dan dalam sepekan lalu pun naik 21,98 %.
Pada awal 2021, MCAS sempat ramai diperbincangkan masyarakat sebab dipromosikan oleh Raffi Ahmad dan Ari Lasso. Kedua publik figur ini mengunggah kinerja investasi mereka di emiten MCAS yang dianggap cukup menguntungkan. Sempat ada kecurigaan bahwa keduanya di-endorse oleh MCAS, namun ditampik oleh Raffi dan Ari.
Pemegang saham utama MCAS yakni masyarakat dengan porsi 44,2 % atau setara 384,3 juta lembar. Di posisi kedua ada PT 1 Inti Dot Com memiliki 145,4 juta lembar atau 16,7 %. Kemudian, Martin Suharlie selaku direktur utama MCAS menggenggam 9,6 % saham sebesar 83,7 juta lembar.