Bappenas Ingatkan Ancaman Kelahiran Tak Rata Terhadap Perekonomian

Michael Reily
15 Februari 2018, 12:16
Bambang Bappenas
Arief Kamaludin | Katadata

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan tingkat kelahiran manusia yang belum merata di Indonesia bakal menjadi beban pada bonus demografi di masa depan. Padahal, jumlah penduduk usia produktif pada 2045 akan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memanfaatkan potensi ekonomi.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan target tingkat kelahiran nasional sebesar 2,1 pada 2045. Namun tingkat pertumbuhan penduduk bagian timur Indonesia masih tergolong tinggi. Bila mengacu data 2015, rata-rata tingkat kelahiran nasional kala itu 2,28. Namun kelahiran di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua, dan Papua Barat sebesar 2,5.

Padahal, dalam perhitungan Bappenas, tingkat kelahiran di level 2,1 yang bakal memperpanjang bonus demografi penduduk. Karena itu, Bambang mengingatkan bonus demografi yang tidak sesuai hitungan bakal jadi beban, misalnya terjadi pengangguran usia muda di perdesaan. Sebagai acuan yaitu harapan lama sekolah yang hanya 12,72 persen. “Ini jadi masalah. Kami tidak mau bonus demografi jadi beban,” kata Bambang di Jakarta, Rabu (14/02).

Hal ini terkait dengan nilai indeks pembangunan manusia Indonesia yang masih di peringkat 113. Sementara standar Perserikatan Bangsa-bangsa berada di bawah 70. Karenanya, tingkat pendidikan, kesehatan, dan daya beli terus harus diperbaiki.

Menurut Bambang, sensus penduduk yang akan diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) bakal memastikan perencanaan pembangunan kependudukan yang tepat sasaran. Harapannya, target penduduk produktif yang punya daya saing juga tercapai. “Tidak hanya tingkat kelahiran manusia, juga kualitasnya,” ujar Bambang lagi.

Periode bonus demografi sendiri dihitung berdasarkan rasio dukungan ekonomi, yaitu jumlah tenaga kerja produktif yang menopang per 100 orang penduduk. Rasio ini dapat memberikan gambaran lebih efektif mengenai potensi penduduk usia produktif yang tersedia untuk dioptimalkan dalam pembangunan.

Pada 2045, Bappenas memperkirakan penduduk Indonesia mencapai 321 juta jiwa. Dari jumlah itu, Bappenas merancang jumlah penduduk usia produktif sebesar 205,9 juta jiwa. (Baca juga: Bappenas: Angka Kelahiran Perlu Dijaga Agar Indonesia Kaya Lebih Lama).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...