Logistik dan Pasokan Membaik, BI Perkirakan Inflasi Februari Rendah

Muchamad Nafi
9 Februari 2016, 19:15
Pasar Rumput
Arief Kamaluddin | Katadata

KATADATA - Inflasi cukup tinggi bulan lalu, hingga 0,51 persen, sebagian besar disumbang oleh kelompok yang rentan bergejolak atau volatile food. Pemerintah menyatakan pasokan dan arus distribusi barang menjadi salah satu pemicunya. Untuk itu, kedua masalah ini sedang dibereskan.

Bank Indonesia menyatakan perbaikan problem pangan ini akan berdampak positif dalam menekan laju inflasi, bahkan kemungkinan menjadi deflasi. Direktur Eksekutif Bidang Moneter dan Ekonomi BI Juda Agung mengatakan inflasi di berbagai daerah, terutama di wilayah Timur, biasanya tinggi. Begitu pula dengan tingkat volatilitasnya. (Baca: Harga Sejumlah Pangan Mengerek Inflasi Januari 0,51 Persen).

Advertisement

Selain itu, disparitas atau perbedaan harga antarwilayah sangat tinggi. Semakin jauh distribusi, inflasi dan volatilitasnya tinggi. “Faktor logistik ini sangat penting pengaruhi inflasi. Maka kami akan fokus pada masalah logistik pangan,” kata Juda di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.

Karena itu, Bank Indonesia akan membahas berbagai opsi kebijakan untuk membenahi masalah logistik dan kapasitas pangan. Akan hadir dalam rapat tersebut, kata Juda, Dewan Bubernur BI dan anggota.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik menyatakan bukan hanya pasokan yang minim membuat harga pangan melambung. Panjangnya rantai distribusi dari produsen ke konsumen, juga margin jumbo yang dipetik distributor dan pedagang, turut memicu lonjakan harga pangan. Hasil survei  “Perdagangan Komoditas Strategis 2015” mencatat ada lima komoditas strategis yang melibatkan dua hingga sembilan lapis usaha perdagangan. Yakni beras, cabai merah, bawang merah, jagung pipilan, dan daging ayam ras.

Alur yang panjang, dari produsen, importir atau eksportir, pedagang pengepul, distributor, subdistributor, agen, subagen, pedagang grosir, swalayan/supermarket/pedagang eceran ini, membuat harga kelima komoditas itu melonjak. Survei yang mencakup 34 provinsi dan 186 kabupaten/kota ini bertujuan mengetahui pola distribusi perdagangan, peta wilayah distribusi dan margin perdagangan serta pengangkutan. Mulai dari pedagang besar sampai eceran. Adapun komoditas yang disurvei berdasarkan kriteria paling banyak dikonsumsi masyarakat, berperan membentuk inflasi dan pertumbuhan konomi. (Baca: Margin Jumbo Pedagang Berperan Melambungkan Harga Pangan).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement