Paket Kebijakan Keenam Bidik Kawasan Ekonomi Khusus

Muchamad Nafi
2 November 2015, 19:18
Pertumbuhan Ekonomi
Donang Wahyu|KATADATA
Gedung-gedung perkantoran di Jakarta.

KATADATA - Beberapa indikator menggambarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lesu. Misalnya, hari ini Badan Pusat Statistisk mengumumkan pada Oktober kemarin terjadi deflasi 0,08 persen, melanjutkan tren dari bulan sebelumnya. Sejumlah ekonom pun menilai pemerintah mesti membuat kebijakan yang tepat sasaran

Untuk menggerakan perekonomian lebih bergairah, pemerintah akan menerbitkan paket kebijakan ekonomi keenam. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, rencananya, dalam program lanjutan kali ini akan fokus pada dua atau tiga hal. Satu di antaranya, kebijakan akan diarahkan ke kawasan ekonomi khusus (KEK).

AnchorAnchor“Ada juga menyangkut pajak,” kata Darmin di kantornya ketika hendak menuju Istana Presiden, Jakarta, Senin, 2 November 2015. “Ada dua atau tiga fokus. Kami mau sidang.”

Darmin Nasution
Darmin Nasution
(KATADATA | Arief Kamaludin)

Sore ini, Presiden Joko Widodo mengadakan sidang kabinet membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), serta Paket Kebijakan Ekonomi VI. Darmin mengatakan, rencananya, paket ekonomi akan diumumkan Rabu atau Kamis mendatang.

Sementara itu, Deputi Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tamba Hutapea menyatakan kemudahan investasi di kawasan industri berpeluang besar masuk paket kebijakan. Saat ini, Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kawasan Industri sedang dibahas dan akan keluar dalam minggu ini.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Himpunan Kawasan Industri (HKI) Fahmi Shahab menyebutkan rancangan beleid tersebut ditargetkan keluar pada pertengahan November. Beberapa kemudahan yang termaktub antara lain dihilangkannya beberapa izin investasi seperti pembebasan izin lokasi, izin gangguan, serta izin lingkungan. "Banyak perizinan yang overlap juga akan dibahas dalam aturan ini," kata Fahmi kepada Katadata.

Untuk diketahui, sejak September lalu pemerintah secara berturut-turut mengeluarkan paket kebijakan. Keputusan tersebut dilatarbelakangi limbungnya perekonomian nasional yang terseret oleh gejolak ekonomi global. Maju-mundurnya bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dalam memutuskan suku bunga acuan membuat rupiah terseok hingga ke level 14 ribu per dolar Amerika. Hal itu diperparah oleh keputusan Cina mendevaluasi mata uangnya. Tak ayal, nilai ekspor terus menurun.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...