Intervensi Pasar, Cadangan Devisa Tergerus US$ 3,6 Miliar

Muchamad Nafi
7 Oktober 2015, 19:09
Bank Indonesia
Donang Wahyu|KATADATA
Bank Indonesia ----------------------- Donang Wahyu|KATADATA

KATADATA - Inilah ongkos yang harus dibayar Bank Indonesia dalam mengintervensi pasar. Cadangan devisa (cadev) bank sentral turun dari US$ 105,3 miliar pada Agustus 2015 menjadi US$ 101,7 miliar sebulan kemudian. Penurunan US$ 3,6 miliar ini untuk menopang rupiah yang sedang lunglai terhadap dolar Amerika Serikat dan membayar utang luar negeri pemerintah.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan meski cadev menurun, besaran ini masih cukup untuk membiayai tujuh bulan impor, atau mencukupi 6,8 bulan impor dan membayar utang luar negeri. Juga, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

"BI menilai cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata dia dalam keterangan persnya, Rabu, 7 OKtober 2015.

Menurut Tirta Segara, kondisi tersebut sejalan dengan komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Hal itu diharapkan mampu mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. (Baca juga: Cadangan Devisa Turun IHSG pun Tertekan).

Efek intervensi tersebut memang cukup menggembirakan. Pada awal pekan ini, nilai tukar rupiah menguat begitu tinggi. Bahkan, penguatan rupiah menjadi yang terbesar dibandingkan mata uang negara-negara sekawasan. Sejak 1 Oktober lalu, rupiah tercatat sudah menguat hingga 3 persen. Hari ini, nilai rupiah di kurs tengah BI berada di posisi 14.065 per dolar Amerika.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...