Hindari Penyekatan, Pengendara Padati Jalan Alternatif Show
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Muhammad Zaenuddin
7 Juli 2021, 11:35

Foto: Hindari Penyekatan PPKM, Pengendara Padati Jalan Alternatif

Penyekatan jalan mulai diterapkan sejak Sabtu kemarin hingga 20 Juli 2021 nanti. Petugas gabungan TNI-Polri berjaga di sejumlah titik pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini. Pemerintah meminta masyarakat untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Pekerja sektor non-esensial harus 100 persen work from home (WFH).

Bagi para pekerja sektor esensial, kritikal, dan individu yang memiliki keperluan mendesak, mereka harus memiliki surat tanda registrasi pekerja (STRP) apabila ingin masuk Jakarta. Pengendara yang tidak memiliki surat tersebut akan diputarbalikan. Ini untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19 yang terus melonjak sejak pertengahan Juni kemarin.

Namun, penyekatan PPKM Darurat di beberapa titik dinilai tidak efektif dalam megurangi mobilitas masyarakat. Masih banyak perusahaan yang memberlakukan work from ofiice (WFO) sehingga pada Senin, (5/7/2021) lalu kemacetan mengular tak terhindarkan di beberapa titik penyekatan.

Berbeda dengan hari sebelumnya, titik-titik pos penyekatan terpantau sepi. Bahkan petugas gabungan TNI-Polri dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyatakan ada penurunan kepadatan lalu lintas hingga 70 %. Di luar itu, ternyata para pengendara menghindari ruas jalan protokol yang sudah ditutup dan mengambil jalan pintas melalui jalur-jalur tikus di permukiman warga. 

Kepadatan di jalan alternatif seperti terlihat di wilayah Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, dan Setu Pedongkelan, Depok. Warga setempat pun resah dan berencana untuk menutupnya mulai hari ini. 

"Jelas kami resah. Dijadikannya jalan warga sebagai jalan tikus oleh para pemotor membuat kami sulit untuk keluar dan beraktivitas," kata Ridho (34). "Sudah dua hari ini sejak pagi hingga sore hari jalanan warga dipadati para pemotor."

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami