Menilik Industri Rumahan Tepung Tapioka di Kabupaten Bogor Show
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Muhammad Zaenuddin
4 Agustus 2021, 07:00

Foto: Industri Rumahan Tepung Tapioka Terpukul Pandemi Corona

Raungan suara mesin pelumat singkong memecah kesunyian Kampung Legok Nyenang, Desa Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Ahad kemarin (1/8/2021), puluhan pekerja tengah sibuk menggiling umbi yang padat nutrisi itu untuk dibuat aci di dalam industri rumahan milik Haji Ujang.

Di kampung yang berlokasi di sisi Tol Jagorawi ini setidaknya ada enam industri rumahan yang memproduksi tepung tapioka berbahan dasar singkong, yang ditanam di kebun tak jauh dari lokasi pabrik. Dalam sehari, pabrik Ujang yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun ini mampu memproduksi sekitar empat ton tepung tapioka.

Proses pembuatannya, setelah singkong dihaluskan kemudian diendapkan di bak-bak penampungan. Sari singkong lalu dijemur di pabrik dua lantai yang terbuat dari kayu dan bambu. Menurut Jai, pekerja pabrik yang juga warga setempat, tepung tapioka ini dijual ke pengepul dan pabrik-pabrik di Ciluar, Bogor, untuk diolah lagi.

Saat kondisi normal, menurut lelaki 68 tahun itu, harga tapioka per kilogram Rp 10.000. Namun sejak pandemi corona melanda Indonesia, pengepul membanderol tepung tapioka hasil olahan di lahan seluas 1,5 hektare ini hanya Rp 6000 per kilogram.

Tenti hal ini merupakan pukulan berat bagi pelaku usaha mikro kecil menengah UMKM selama masa pandemi Covid-19 tersebut. “Perih. Berapa pun harga jual yang ditaksir sama pengepul di masa seperti ini, kami harus tetap produksi,” kata Ujang saat ditemui di rumahnya yang berada di sisi timur pabrik. “Di sini kan saya juga menanggung banyak nasib warga yang mayoritas pekerja di pabrik sagu ini.”

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami