Setelah dua bulan pandemi corona menerjang Indonesia, kelas-kelas online yang digelar Ryan Filbert makin dibanjiri peserta. Sebagian besar mereka dari kalangan milenial, bahkan tak sedikit dari generasi z yang lebih belia. Dari Ryan yang praktisi pasar modal itu, mereka belajar berinvestasi, terutama dalam masa pagebluk Covid-19 saat ini.

Para peserta itu cukup antusias mengikuti paparan Ryan di kelas yang dibuka setiap bulan tersebut. Beberapa pertanyaan yang kerap diajukan yaitu mengenai cara-cara cepat menjadi kaya melalui investasi saham. Keinginan untuk mengetahui hal serupa juga sering muncul di saluran Youtube miliknya bertajuk RF Channel. 

Advertisement

Saluran Youtube dengan 145 ribu subscriber itu diwarnai pertanyaan mengenai untung dari investasi saham. Salah satunya muncul di video berjudul “Cara Untung Ratusan Persen Dalam Hitungan Menit”.

Dalam video tersebut, muncul satu permintaan di kolom komentar agar Ryan membuat video mengenai metode investasi saham bagi milenial agar bisa meraup untung besar 1.000 % hingga mencapai aset saham Rp 1,3 triliun seperti investor kelas atas Lo Keng Hong.  

“Banyak yang bertanya, benar enggak saya bisa kaya dalam dua tahun lagi dengan membeli saham,” kata Ryan ke Katadata.co.id pada Rabu pekan lalu. “Atau pertanyaannya, apakah setiap bulan bisa mendapatkan penghasilan dari saham dengan modal yang sangat kecil.”

Menurut dia, pola pikir tersebut cukup berbahaya. Pasalnya, literasi keuangan sudah semakin maju, tapi diikuti oleh pemikiran yang keliru di kalangan anak muda.

Akibatnya, selalu ada cerita naas para pemain pemula yang terjerumus ketika berinvestasi. Riuhnya kasus investasi Jouska yang mencuat pada Juli 2020 lalu bisa menjadi salah satu gambaran tersebut. Kasus ini menguak tabir investasi-investasi bermasalah dari tangan perusahaan perencana keuangan.

Jouska
Jouska (Instagram Aakar Abyasa)

Otoritas Jasa Keuangan menstempel investasi di Jouska tidak legal. Selain itu, perusahaan ini dianggap merugikan klien karena memilihkan portofolio investasi secara serampangan, sehingga dana yang ditanam bukannya menjadi untung malah buntung.

Salah satunya Yokubus Alvin yang memiliki pengalaman dirugikan oleh Jouska. Melalui akun Twitter @yakobus_alvin, dia menceritakan kehilangan dana puluhan juta setelah diinvestasikan melalui Jouska.

Dia memilih untuk berinvestasi di pasar modal karena tergiur imbal hasil yang besar. Karena tidak memahami transaksi saham, Alvin menanamkan dananya kepada perusahaan perencana keuangan Jouska dari 2018 hingga 2019. Total dana yang diserahkan untuk dikelola Jouska mencapai Rp 65 juta.

Namun, dia begitu kaget ketika uang yang dikelola  Jouska justru menjadi minus 70 %. Padahal, dana tersebut ingin dia gunakan untuk menikah. Lebih terkejut lagi ketika Alvin menyadari bahwa Jouska dan perusahaan afiliasinya, Amarta, tak terdaftar di OJK.

Rupanya, portofolio saham yang dipilih Jouska yaitu HMSP, LUCK, dan SMBR. Dari tiga emiten itu, 70 % dana yang dia setorkan ditempatkan di LUCK. Padahal, LUCK merupakan emiten yang baru melantai di bursa saham pada Januari tahun lalu. Harga saham LUCK anjlok, dan Alvin harus menelan kerugian akibat hal tersebut.

Ketika itu, Founder dan CEO Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno, menyatakan ruang lingkup pekerjaan Jouska sebagai pemberi nasihat dan atau saran terkait perencanaan termasuk edukasi investasi kepada produk yang terdaftar di OJK. “Berdasarkan kontrak yang disepakati kedua pihak, setiap klien mempunyai hak untuk mengikuti atau menolak saran yang diberikan,” kata Aakar.

Dalam pernyataan resminya, Aakar tidak menjelaskan secara gamblang apakah Jouska hanya bertindak sebagai penasehat keuangan atau merangkap manajer investasi. Dia juga tidak menjelaskan kasus per kasus secara spesifik.

Tip Investasi di Pasar Modal
Tip Investasi di Pasar Modal (Katadata)


 

Jangan Tergiur Untung Besar

Pasar modal, kata Ryan, memang memberikan peluang untuk meraup keuntungan. Namun bukan berarti bisa menjadi kaya raya dalam waktu cepat. Anak muda yang masuk pasar modal dengan tujuan seperti itu, ketika mengalami kerugian, akan meninggalkan investasinya di pasar modal.

Ryan pun membagikan beberapa tips yang bisa dijalankan anak muda agar tak rugi ketika berinvestasi di pasar modal. Salah satu caranya yaitu membuat perencanaan yang baik. Sebelum berinvestasi, investor muda harus menetapkan target yang ingin diraih dari hasil investasinya. Dengan target tersebut, mereka baru bisa menyusun portofolio investasi dengan baik.

Misalnya, jika investasi di pasar modal akan digunakan untuk membeli mobil atau rumah dalam waktu dekat, investor muda bisa menjadi seorang trader yang melakukan transaksi harian. Mereka bisa memilih saham yang harganya naik ketika akan dijual.

Halaman:
Reporter: Febrina Ratna Iskana, Happy Fajrian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement