Olahraga bersepeda kembali booming seiring meningkatnya harapan masyarakat untuk tetap fit dan menjaga kesehatan. Namun jauh sebelum pandemi corona melanda Indonesia, komunitas sepeda telah merebak, seperti fixed gear sekitar satu dekade silam. Melalui sebuah komunitas, mereka kerap menyematkan nilai ekonomi. Sebagian menjadikan hobi ini sebagai wadah lobi bisnis.

Berbicara tentang fixed gear atau fixie, sesuai namanya, ini merupakan sepeda yang menggunakan gir tetap. Sepeda ini tidak dilengkapi dengan rem layaknya sepeda biasa. Sehingga sepeda ini membutuhkan presisi pengendara dalam mengerem dan menjaga keseimbangannya.

Advertisement

Desainnya ramping mirip sepeda balap, dengan ukuran roda yang besar dan ramping. Sepeda ini sangat populer di kalangan anak muda pada medio 2010 hingga 2012. Setiap gelaran hari bebas kendaraan atau car free day, selalu saja ada dari kelompok ini.

Berbagai komunitas muncul. Meski tren sepeda ini sempat meredup, beberapa komunitas tersebut masih eksis hingga saat ini, bahkan bertransformasi menjadi bisnis yang sukes.

Westbike adalah salah satu komunitas sepeda fixie yang masih ada hingga saat ini. Seiring dengan turunnya pamor sepeda fixie, Westbike bertransformasi menjadi jasa kurir sepeda atau bike messenger, dan Westbike Messenger Service merupakan pionir di Indonesia.

Pendirinya yakni Duenno Ludissa Purbodiningrat yang saat ini menjabat Chief Business Officer (CBO) dan Hendi Rachmat sebagai Chief Operating Officer (COO). Westbike sendiri awalnya merupakan toko sepeda yang berdiri pada 2010.

“Pas 2012 tren fixie menurun, tapi sudah terbentuk komunitas Westbike. Setelah itu jangan sampai komunitas hilang, sayang. Di luar negeri banyak yang bekerja menjadi kurir,” kata Duenno Ludissa Purbodiningrat kepada Katadata.co.id, Rabu (7/10).

Westbike memulai bisnisnya pada 2013 dengan hanya dua orang kurir atau rider. Setahun berikutnya jumlah rider naik menjadi 15 orang. Memasuki 2016, Westbike menghadapi tantangan dari ojek online sehingga bisnisnya sempat anjlok. Untuk survive, mereka pun menerapkan strategi bisnis baru.

“Pada 2016 bekerja sama dengan perusahaan logistik besar untuk pengantaran dari konsumen sampai sekarang,” kata Duenno. Perusahaan logistik yang dimaksud Duenno yaitu JNE dengan produknya yang diberi nama JNE Eco-Courier, sesuai dengan konsep ramah lingkungan yang diusung Westbike.

Westbike kini memperluas cakupan operasionalnya hingga ke Surabaya, Medan, dan Bandung. Perusahaan sempat berekspansi ke Lampung namun sejak awal tahun ini operasional di wilayah tersebut disetop karena kekurangan SDM.

“Tidak gampang mencari rider yang mau jadi kurir sepeda,” ujarnya. Meski demikian di wilayah lainnya Westbike secara keseluruhan telah memiliki lebih dari 100 rider. “Tahun ini jumlah riders sekitar 115 orang di empat kota”.

Terpukul Pandemi

Di masa pandemi corona, seperti kebanyakan usaha lainnya, bisnis kurir sepeda Westbike turut terpukul. Menurut Duenno, secara keseluruhan sejak pandemi pertama terdeteksi di Indonesia pada Maret, orderan pengiriman barang turun hingga 30%.

Orderan di wilayah pusat-pusat bisnis di Jakarta turun paling dalam antara 60% hingga 70% karena banyak gedung perkantoran yang tutup imbas penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Area lain residensial itu penurunannya 30-40%. PSBB pertama turun 30%, sempat naik 15% saat dilonggarkan. Tapi PSBB kedua balik lagi turun sekitar 30%. Paling parah di Medan, turun sampai 50%. Bandung juga sama turun sekitar 30%,” ucapnya.

Meski demikian manajemen berusaha untuk tidak melakukan pemotongan gaji para rider. Pemotongan hanya dilakukan pada level supervisor, mulai manajemen menengah hingga direksi sebesar 20%. Duenno mengatakan jika kebijakan tersebut tidak diambil, sejak Agustus Westbike sudah bangkrut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement