Saban akhir pekan, sejumlah titik bahu di Jalan Graha Raya Bintaro penuh dengan kendaraan yang mengular. Mereka berdatangan dari pagi hingga sore, seperti Ahad kemarin. Para pemiliknya menyerbu kios-kios tetumbuhan yang bertebaran. Jalur sepanjang hampir lima kilometer di Tangerang Selatan itu memang salah satu surga para pemburu tanaman hias.

Ramainya pengunjung, yang juga terlihat di sejumlah pembibitan tanaman hias di Jakarta dan beberapa tempat lain, makin meningkat sejak pandemi corona melanda Tanah Air. Sebuah berkah bagi para pedagang tanaman, ketika banyak bisnis yang lain cenderung menurun, bahkan gulung tikar.

Advertisement

Saat ini, omzet banyak penjual tanaman hias melambung hingga mendulang untung berkali lipat dibandingkan sebelum pandemi. Begitu pula yang dirasakan Teguh, pemilik TnC Nursery di Bekasi, Jawa Barat. Bisnis ini bukan hanya menjadi penyelamat setelah dia terkena pemutusan hubungan kerja setahun lalu. Dari tanaman hias, Tegus bisa menjadikannya sumber pundi-pundi baru.

Berbekal uang pesangon dan sedikit tabungan yang dia miliki, terkumpullah modal Rp 10 juta untuk memulai bisnis ini. “Awalnya memang hobi tanaman. Ada sedikit modal saya coba, Alhamdulillah berjalan baik,” kata Tegus kepada Katadata.co.id, pekan lalu.

Kecintaannya terhadap tanaman hias menjadi modal awal baginya untuk memulai bisnis ini. Karena hobi, dia bersuka ria mengurusnya, lalu mengetahui seluk beluk tanaman tersebut sehingga bisa memberikan perawatan terbaik sesuai kebutuhan tiap-tiap jenisnya. Bisnisnya berkembang pesat. Dalam setahun, modalnya sudah kembali, bahkan Teguh membuka toko tanaman hias baru di lokasi lain.

Peningkatan Penjualan Tamanan Hias
Calon pembeli memilih tanaman hias di sentra penjualan tanaman Kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (22/10/2020). (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Kesuksesan Teguh salah satunya terbantu oleh tren tanaman hias di masa pandemi ini. Omzetnya melonjak hingga 40 %. “Rata-rata penjualan Rp 600 ribu per hari di toko, dan Rp 400 ribu jual secara online,” ujarnya.

Aneka tanaman tersedia di tokonya, termasuk beberapa jenis yang sedang banyak diburu, yang sebelum pandemi jarang dilirik oleh penghobi tanaman hias. Teguh menyebutkan yang tengah laku keras jenis tanaman bercorak unik (variegata), seperti monstera (janda bolong) adansonii variegated. Sesuai hukum pasar, ketika peminatnya melonjak, harganya pun makin melambung hingga tembus puluhan juta rupiah per potnya.

“Tanaman jenis ini tidak ada patokan harga, karena setiap tanaman memiliki keunikan,” kata Teguh. Meski demikian dia tidak menjual tanaman dengan harga hingga jutaan rupiah. Bahkan tanaman monstera termahal yang pernah ia jual hanya Rp 450 ribu per pot.

Dia memberi tips bagi yang ingin menyelami bisnis ini, yakni wajib melakukan banyak riset untuk mengetahui berbagai jenis tanaman beserta nilainya. “Jangan mengira semua tanaman harganya bisa jutaan rupiah,” ujarnya.

Memulai Bisnis Tanaman Hias dari Modal Kecil

Untuk memulai bisnis tanaman sebenarnya tidak selalu membutuhkan modal besar. Bisa dengan merogoh dompet dari ratusan ribu rupiah. Ini dilakukan oleh Tasya Khalida dan Pasya Damadyakta, dua mahasiswa di universitas negeri.

Keduanya memulai bisnis jual-beli tanaman hias bermodal Rp 400 ribu, tanpa harus memiliki kebun atau nursery, dan penjualannya pun hanya memanfaatkan media sosial. Hanya dalam satu minggu, mereka berhasil balik modal dan meraih keuntungan hingga 50 %.

“Baru berjualan seminggu yang lalu, dan Alhamdulillah stok tanamannya sudah banyak yang sold out. Kami jual tanaman yang sedang banyak dicari orang, seperti caladium, bonsai, begonia, ada calathea,” ujar Tasya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement