Kalender Event Kunci Penting Penggerak Pariwisata

Luki Safriana
Oleh Luki Safriana
10 Januari 2021, 07:00
Luki Safriana
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Wisatawan menaiki perahu jukung milik nelayan saat kegiatan Parade Jukung Hias di Pantai Pandawa, Badung, Bali, Minggu (27/12/2020). Kegiatan tersebut diselenggarakan guna menarik minat wisatawan untuk kembali mengunjungi kawasan Pantai Pandawa sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata setempat yang terdampak pandemi COVID-19.

Kabinet Presiden Joko Widodo memberi kejutan dengan melantik enam menteri baru pada akhir Desember (23/12) kemarin. Salah satunya yaitu Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama.

Pergantian tersebut mengejutkan mengingat program Wishnutama sejatinya masih dalam proses. Sayangnya program influencer dengan anggaran Rp 72 miliar, insentif hibah untuk industri pariwisata, realokasi anggaran, sertifikasi Indonesia Care, buku Protokol Kesehatan Hotel untuk Tenaga Medis dan Book Now Travel Later tidak menyelamatkan pariwisata Indonesia dari terjangan pandemi secara signifikan. Angka wisatawan dalam dan luar negeri yang turun drastis berakibat pada ketidakpuasan masyarakat dengan kinerja Kemenparekraf pada berbagai survei.

Advertisement

Presiden Jokowi secara khusus menyampaikan pesan untuk bergerak cepat dalam mempersiapkan destinasi super prioritas dari seluruh aspek agar bisa terskema dengan baik, mulai dari infrastruktur, seni budaya, hingga sumber daya manusia. Selain itu, kalender kegiatan atau Calendar of Event (COE) pada setiap destinasi, terutama lima super prioritas yang merupakan bagian dari proyek 10 Bali baru (Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo), dianggap perlu supaya sektor pariwisata dapat bertahan atau bahkan pulih.

Anjloknya Jumlah Wisatawan dan Urgensi Kurikulum

Berdasarkan rilis data statistik terbaru dari Biro Pusat Statistik serta Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, total wisatawan mancanegara ke Indonesia menurun tajam di awal pandemi. Dari yang normalnya 800 ribu sampai sekitar satu juta wisatawan pada Februari ke Maret 2020, menjadi hanya 400 ribu saja. Setelah itu pandemi kian mengganas di bulan berikutnya, sehingga angka wisatawan mancanegara kian menukik dari April sampai Oktober ke angka 150 sampai 160 ribuan di seluruh Indonesia.

Untuk menuju siklus normal, Kementerian Pariwisata perlu menggenjot maksimal kinerja timnya. Kalnder kegiatan bisa menjadi sebuah solusi yang relatif instan dengan titik utama pada lima daerah super prioritas. Pengaruh strategis dan potensial COE membuat sinyal yang sangat kuat mengenai perlunya persiapan infrastruktur dari hulu ke hilir –terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM)– secara rinci. Penguatan SDM yang mampu secara paripurna menciptakan dan mengelola event mutlak diperlukan agar jumlah wisatawan naik dan berujung pada meningkatnya pendapatan masyarakat.

Untuk menyegarkan ingatan, peletakan pondasi COE Indonesia telah dirilis dan dirintis sejak empat tahun lalu, yaitu kalender kegiatan yang disusun dan dipromosikan secara besar-besaran oleh Kementerian Pariwisata era Arief Yahya. Ratusan event terbaik tersebar di 34 provinsi yang dibagi menjadi festival and cultural events, entertainment events, dan sport events dengan kualitas terbaik melalui level kurasi sangat ketat oleh para ahli di bidangnya. Sayangnya ketika pandemi datang, ketersiapan mitigasi dalam mengubah format pelaksanaan event menjadi masalah yang sulit, sehingga hampir sebagian besar dari seluruh event tersebut harus dihentikan.

Cukup terlihat bahwa perhatian kita masih bertumpu pada aspek kuantitatif, yakni seberapa besar devisa, kesempatan kerja, kunjungan wisatawan dan sebagainya, sementara aspek kualitatif yang antara lain dilihat dari perubahan positif mutu sumber daya manusia cenderung diabaikan. Untuk event berkualitas dengan daya tarik tinggi seperti Tomorrow Land atau Coachella maka diperlukan SDM berkualitas juga. Level penciptaan kualitas event di seluruh agenda COE secara smart scientific harus memenuhi standar-standar professional event management.

Halaman:
Luki Safriana
Luki Safriana
Pengajar Paruh Waktu Prodi S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Mahasiswa Doktoral PSL-IPB University

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement