Babak Baru Digitalisasi Pameran Seni Rupa dan Optimalisasi Big Data

Luki Safriana
Oleh Luki Safriana
25 Maret 2021, 17:55
Luki Safriana
Ilustrator: Joshua Siringoringo | Katadata
Seniman dari kelompok seni Kana ART Institute dengan alat pelindung dan masker di wajahnya membawa lukisan saat pengambilan video untuk pameran secara virtual di Galeri Seni Taman Budaya Aceh, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (18/7/2020). Pameran virtual karya seniman Aceh berupa lukisan masker, Virus Corona dan aktivitas masyarakat itu bertujuan untuk memberikan inspirasi kepada warga agar menerapkan protokol kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19.

Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama para peneliti memetakan kondisi sosial ekonomi dan pelaku industri kreatif di tengah pandemi. Hal ini dibahas dalam Forum Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan pada akhir tahun lalu.

Totok Suprayitno, Pelaksana tugas Balitbang dan Perbukuan, mengatakan ada tiga strategi yang dapat dilakukan seniman dan pelaku industri kreatif untuk bertahan. Pertama, membuka peluang kegiatan secara digital. Kedua, meningkatkan kolaborasi untuk menggali potensi kreativitas lokal melalui kegiatan di lingkup masing-masing. Ketiga, mengenali potensi peluang baru untuk mengubah strategi komunikasi.

Pesan ini sangat mengena, termasuk kepada ekosistem seni rupa sebagai bagian dari industri kreatif nusantara.

Bak gayung bersambut, pasca-penyelenggaraan forum tersebut ajang OPPO Art Jakarta dihelat. Tak kurang dari 38 galeri seni terlibat, di mana 27 di antaranya berasal dari Indonesia, lalu sebelas dari berbagai penjuru dunia. Sekitar 8.00 karya seni para seniman dipamerkan dalam acara tersebut. 

Penyelenggaraannya selama dua periode yaitu pada 19 Oktober hingga 15 Desember 2020 dan 16 Desember hingga 15 Februari 2021. Animo kehadiran pengunjung secara virtual sangat luar biasa. Total jumlah pengunjung 30.000 visitor. Diperkirakan transaksi yang terjadi mencapai miliaran rupiah. 

OPPO Art Jakarta Virtual 2020 adalah pameran bersama yang telah berjalan sebanyak dua belas kali. Grup MRA sebagai penyelenggara menunjukan konsistensi dan kemampuan untuk terus berinovasi. Event ini diklaim sebagai salah satu pameran seni rupa terbesar di daerah Asia Tenggara, sejajar dengan ArtJog.

Di tahun ke-12 pameran ini diadakan di ruang virtual sebagai cara untuk menjaga optimisme bersama: bahwa berbagai kerja dan karya seni rupa dapat tetap bermakna di tengah berbagai pembatasan fisik. Art Jakarta menggunakan teknologi digital dan internet untuk tetap dapat berkomunikasi, menjaga dan memperkuat jaringan, melakukan kerja kreatif, serta tetap menikmati karya seni rupa dengan cara yang berbeda.

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan turut memberi pernyataan yang kuat mengenai penyelenggaraan pameran tersebut. “Saya mendengar bahwa ini akan menjadi art fair virtual pertama di Indonesia. Ini langkah cepat dan sigap dari teman-teman penyelenggara dan juga seniman untuk memindah kegiatan yang sedianya dilakukan di luar jaringan ke dalam jaringan. Inovasi ini sangat diperlukan untuk membuat kegiatan kebudayaan bisa tetap bertahan.”

PAMERAN RE KREASI WARNA KHATULISTIWA
PAMERAN RE KREASI WARNA KHATULISTIWA (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/foc.)


Digitalisasi Pameran Seni Rupa Indonesia dan Pengoptimalan Big Data

Pandemi corona tentu memukul banyak pihak, mulai dari seniman, para artisan, pekerja studio, seniman, galeri, jasa ekspedisi, hingga para event organizer. Dapat dikatakan bahwa situasi ini tidak terprediksi sebelumnya, sehingga tidak ada mekanisme fool-proof untuk mengejar perubahan yang cepat ini.

Penyesuaian platform penyelenggaraan yang awalnya diselenggarakan dengan mengumpulkan publik kini banyak dipindahkan ke platform digital. Digitalisasi adalah opsi terbaik saat ini, sekaligus menjadi solusi cepat atas peralihan penyelenggaraan atau presentasi gagasan para seniman yang selama ini hadir di ruang fisik ke ruang media. Banyak seniman dan penyelenggara kegiatan masih sangat positif dan produktif dalam berkarya dan terus berstrategi untuk berkarya.

Bentuk digitalisasi justru menjadi ladang eksplorasi menarik dan menjelma menjadi babak baru dalam hal penyajian pameran dari perspektif event management. Hal ini terutama dalam alih venue, manajemen sumber daya manusia, operation cost, sistem transaksi, dan penerapan teknologi itu sendiri. 

Halaman:
Luki Safriana
Luki Safriana
Pengajar Paruh Waktu Prodi S1 Event Universitas Prasetiya Mulya, Mahasiswa Doktoral PSL-IPB University

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...