Presidensi G20 Indonesia Tidak Sekadar Ngobrol, Ada Aksinya

Redaksi
Oleh Redaksi
16 November 2022, 10:26
Arsjad Rasjid
Ilustrator: Joshua Siringo Ringo | Katadata
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid

Hari ini Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara G20 di Bali mencapai puncaknya, setelah dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Selasa kemarin. Dalam sepekan ini, berbagai summit telah digelar mendahului KTT G20 di Pulau Dewata tersebut, seperti pertemuan forum bisnis 20 atau B20.

Jauh sebelum itu, sejak awal tahun ini, berbagai pertemuan telah digelar di sejumlah daerah dan beberapa di luar negeri. Ada dua jalur pembahasan: keuangan dan sherpa. Sherpa diambil dari bahasa Nepal, istilah untuk pemandu yang menggambarkan para sherpa G20 membuka jalan menuju KTT.

Advertisement

Bagi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, hasil pertemuan maraton yang sudah dilaksanakan itu membuahkan hasil cukup baik. Capaian tersebut yang ia klaim membedakan KTT G20 kali ini dengan penyelenggaraan Presidensi G20 sebelumnya.

“Pak Presiden mengatakan pada kami, ini bagaimana, ngomong, ngobrol saja mengenai kebijakan. Aksinya mana?” kata Arsjad Rasjid dalam wawancara khusus dengan Pemimpin Redaksi Katadata.co.id,  Yura Syahrul, di sela-sela perhelatan G20 di Bali. Karena itu, dia melanjutkan, “Kami create namanya legacy, aksi yang bisa berlanjut. Kita ingin ada proses yang continuous dan sustainable.”

Menurut Arjsad, untuk merelisasikan konsensus menjadi aksi konkrit maka dibentuklah sejumlah proyek bersama. Misalnya, dalam sisi transisi energi dibuat proyek pembangkit listrik tenaga surya.

“Tapi bukan hanya tenaga surya yang nanti masuk ke green electricity. Yang untuk kampung-kampung, kami lakukan supaya membuka peluang juga investor masuk ke sana,” ujarnya. “Harapannya, kita membawa suara negara berkembang pada dunia.”

Berikut ini wawancara lengkap Katadata.co.id dengan Arsjad Rasjid.

PEMBUKAAN B20 SUMMIT INDONESIA 2022
Pembukaan B20 Summit Indonesia 2022 (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Agung Rajasa/nym.)

Bagi Indonesia, seberapa penting G20 dilihat dari kacamata sektor usaha? Bagaimana pandangan Anda sebagai Ketua Kadin?

Ini penting untuk Indonesia karena kita merupakan negara pertama dari negara berkembang yang menjadi Presidensi G20. G20 dan B20 ini selaras antara pemerintah dan bisnis. Kita bilang sekarang ini Indonesia Incorporated.

Di sisi agenda sudah jelas, ada tiga yang utama: kesehatan, transisi energi, dan transformasi digital. Namun yang paling penting adalah agenda ini mau kita dorong dengan fondasi yang paling penting, yaitu SMEs atau UMKM. 

Selama ini UMKM sudah didiskusikan di G20 dan B20, namun tidak menjadi topik utama sebagai fondasi. Dengan demikian, ini yang mau kita bawa di G20 dan B20. Nah selain daripada itu, G20 dan B20 kali ini cukup berbeda dengan dahulu-dahulu.

Apa yang membedakan?

Satu, Pak Presiden mengatakan pada kami, “Ini bagimana, ngomong, ngobrol saja mengenai kebijakan. Aksinya mana?” Dengan demikian kami create namanya legacy, aksi yang bisa berlanjut. Biasanya di G20, B20, agenda yang dibicarakan pada saat presidensi itu nanti diubah lagi di presidensi selanjutnya. Kita ingin ada proses yang continuous dan sustainable

Jadi ada aksi warisannya. Contoh dari tiga agenda tadi, pertama healthcare. Kami diskusikan One Shot. Kami dari Kadin Indonesia bekerja sama dengan Tony Blair Institute akan menjadi house untuk membicarakan vaksin, mengenai kesehatan. Untuk negara maju mudah vaksinnya: ada capital-nya, ada teknologinya.

Bagaimana dunia berkembang, negara-negara miskin? Indonesia alhamdulillah, presiden kita, pemerintah kita cepat, jadi dapat. Tapi belum tentu negara lain begitu. Makanya we start One Shot itu bukan hanya untuk Covid-19 tapi juga yang lainnya, tuberkulosis, dll. 

Kami juga bicara mengenai legacy di transisi energi. Kami bersama Bloomberg bersama-sama melakukan Carbon Center of Excellence. Kami perlihatkan The Carbon Center of Excellence pada waktu G20 di mana carbon footprint kita besar. Kami tidak ingin menjadi followers, ingin menjadi leaders. Kami sudah melakukan banyak untuk memastikan komitmen pada 2060 net zero emission.

Bagaiamana dengan aspek lainnya di luar itu?

Dari konteks digital transformacy, kami ambil dua legacy. Satu untuk SME dengan nama Wiki. Ini sepeerti di Indonesia kami sudah buat untuk Kadin, Wiki Wirausaha atau Wiki Entrepreneurship. Agar UMKM bisa bertumbuh dan juga perusahaan besar bisa ada di sana, memberikan demand. Supply-nya bisa dari SME.

Kami bawa dari Indonesia, mulai antarprovinsi dan kabupaten, ke tingkat G20 dan B20. Supaya terjadi konektivitas antar-SME di negara G20. Kami sudah melakukan dengan Jepang. Kalau kami melakukan dengan India, kita konektivitas yang lain. Kami akan bawa ini juga ke ASEAN karena kita menjadi Chair ASEAN.

Satu lagi women empowerment. Indonesia penting memperlihatkan bahwa kita adalah bagian dari equality untuk women leaders. Ini juga menjadi legacy.

Ada yang sudah sampai pembahasan proyek untuk mengimplemtasikannya?

Kami meng-introduce project-project di Indonesia yang bisa scalable dunia. Contoh dalam kesehatan ada PeduliLindungi. Tapi bukan itunya, bagian kami melakukan gotong royong dalam prosesnya. Waktu PeduliLindungi, kami kerja sama dengan telemedicine dll untuk zaman Covid-19. Hal-hal ini sesuatu yang bisa scalable dan bisa mendunia.

Dari sisi transisi energi, kami sharing juga proyek. Contohnya pada solar, tapi bukan hanya tenaga surya yang masuk ke green electricity. Yang island itu, yang untuk kampung-kampung, kami lakukan supaya membuka peluang juga investor masuk ke sana.

Dalam konteks digital transformation, kami melihat upaya startup kita. Jadi, selain policy, ada legacy, ada projects-nya. Makanya saya katakan ini agak berbeda. Dilihat dari B20 sendiri, ini skala yang paling besar. Jadi Indonesia turut bangga dan kita dilihat oleh dunia. Harapannya kita membawa suara negara berkembang pada dunia.

KTT G20 INDONESIA 2022
KTT G20 Indonesia 2022 (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym.)

Jadi tinggal menunggu implementasinya agar jangan hanya berhenti di pembahasan B20?

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement