Advertisement
Advertisement
Analisis | Ekonomi Terpukul Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat selama Covid-19 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Ekonomi Terpukul Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat selama Covid-19

Foto: Joshua Siringo/Katadata
Masyarakat Indonesia mulai mengurangi konsumsi di pelbagai kategori produk, kecuali bahan pokok dan hiburan di rumah. Hal ini berpengaruh kepada tingkat konsumsi rumah tangga yang berkontribusi besar terhadap PDB.
Dimas Jarot Bayu
30 September 2020, 08.13
Button AI Summarize

Indonesia berpeluang memasuki resesi di kuartal III 2020. Hal ini lantaran proyeksi pertumbuhan ekonomi kembali negatif, setelah kuartal II minus 5,32% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy). Resesi terjadi ketika ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut.  

Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III terkontraksi 1% sampai 2,9%. “Negative territory kemungkinan masih terjadi di kuartal III dan berlanjut di kuartal IV yang kami upayakan mendekati nol atau positif,” katanya melalui konferensi virtual pada Selasa (22/9).

Kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 karena sejumlah komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) diprediksi masih mengalami pelemahan, salah satunya konsumsi rumah tangga dan lembaga non-pemerintah. Komponen ini diperkirarakan hanya tumbuh -1,5% sampai -3%.  

Proyeksi penurunan konsumsi rumah tangga dan lembaga non-pemerintah lebih kecil ketimbang berbagai komponen pembentuk PDB lainnya. Meski demikian, kontribusi konsumsi rumah tangga yang terbesar, yakni mencapai 57,8%.

Sinyal lemahnya konsumsi rumah tangga terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang baru mencapai 86,9 pada Agustus 2020. Memang sudah lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 86,2, tapi masih berada di zona pesimistis lantaran kurang dari 100.   

Selain itu, terlihat pula dari deflasi selama dua bulan berturut-turut pada Juli dan Agustus 2020. Masing-masing sebesar 0,1% dan 0,05%. Deflasi terjadi lantaran penurunan harga barang. Pada kedua bulan tersebut, ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan pertumbuhan deflasi 0,86%

Konsumsi rumah tangga melemah akibat perubahan pola konsumsi masyarakat selama pandemo Covid-19. Berdasarkan survei McKinsey, 67% responden di Indonesia kini lebih mempertimbangkan cara mengeluarkan uang. Lalu, 59% mencari langkah untuk lebih menyimpan uang ketika berbelanja. Kemudian, 56% beralih membeli produk yang lebih murah demi menyimpan uang.  

Survei McKinsey juga memperlihatkan masyarakat Indonesia mulai mengurangi pengeluaran di berbagai kategori produk, kecuali kebutuhan pokok dan hiburan di rumah. Hal sama tampak dari survei PT Danareksa Sekuritas (Persero), bahwa masyarakat mulai mengurangi pengeluaran di sejumlah sektor tersier, seperti makan di luar, pariwisata, cemilan, produk perawatan wajah, paket data/pulsa, hingga produk perawatan pribadi.

Data Gaikindo atas penjualan mobil domestik yang masih negatif hingga Agustus 2020, mengonfirmasi penurunan konsumsi masyarakat di produk tersier. Penjualan tercatat hanya sebesar 37.277 unit pada bulan lalu atau minus 58% dibandingkan periode sama pada 2019.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi