Advertisement
Advertisement
Analisis | Babak Akhir Vaksin, Jadi Game Changer Covid-19? - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Babak Akhir Vaksin, Jadi Game Changer Covid-19?

Foto: Joshua Siringo/Katadata
Perburuan vaksin Covid-19 masih berlangsung. Meski belum ada satu pun kandidat yang telah disetujui penggunaannya, tapi sejumlah negara telah memborong jutaan dosis untuk warganya. Termasuk Indonesia yang menyiapkan anggaran Rp 37 triliun.
Andrea Lidwina
1 Oktober 2020, 11.53
Button AI Summarize

Presiden Joko Widodo menyebut vaksin akan menjadi game changer dalam menghadapi pandemi Covid-19. Pernyataan itu disampaikan dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar secara virtual pada 23 September 2020.

Terkait ketersediaan vaksin, Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris menyatakan, “jika mempertimbangkan linimasa yang realistis, kami tidak mengharapkan vaksin yang bisa digunakan secara luas hingga pertengahan tahun depan.”

WHO pun belum menyetujui penggunaan satu pun kandidat vaksin. Sebanyak sembilan kandidat masih diuji coba ke ribuan orang, atau uji klinis fase III, per 28 September 2020. Beberapa di antaranya adalah Sinovac (Tiongkok), Oxford/AstraZeneca (Inggris), dan Moderna (Amerika Serikat).

Meski demikian, sejumlah negara maju telah memesan jutaan dosis vaksin. Inggris, misalnya, memesan 340 juta dosis vaksin dari enam kandidat berbeda. Jika dibandingkan dengan populasinya, maka setiap penduduk bisa memperoleh lebih dari lima dosis vaksin.

Pemerintah Indonesia pun telah menganggarkan Rp 37 triliun untuk pengadaan dan pemberian vaksin selama 2020-2022. Selain itu, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) merinci dua opsi pengembangan vaksin Covid-19.

Pertama, vaksin Merah Putih yang dikembangkan konsorsium Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama lima lembaga penelitian dan universitas. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman paling depan dalam pengembangan ini. Capaiannya telah 40% dari seluruh tahapan. Uji klinis diperkirakan sekitar Maret 2021.  

Kedua, vaksin hasil kerja sama internasional. Pengembangannya, Indonesia sudah menggandeng tiga kandidat, yakni Sinovac dengan Bio Farma, Sinopharm/G42 dengan Kimia Farma, dan Genexine dengan Kalbe Farma. Sinovac akan menyuplai 50 juta dosis vaksin selama November 2020 - Maret 2021, kemudian Sinopharm/G42 10 juta dosis pada akhir tahun ini. Sedangkan, Genexine dari Korea Selatan masih dalam uji klinis fase II.

Selain itu, pemerintah sedang menjajaki kerja sama dengan BioNTech/Pfizer, Johnson & Johnson, CanSino, dan AstraZeneca untuk pengadaan vaksin di Tanah Air. Vaksin Covid-19 rencananya diberikan pada 102,4 juta orang pada 2021. Setiap orang akan menerima dua dosis vaksin dengan jarak waktu 14 hari.

Pemberian vaksin tahap pertama melibatkan 2,2 juta orang, diutamakan bagi garda terdepan dan kontak erat. Tahap kedua sampai keempat masing-masing 4-5 juta orang, terdiri dari tenaga pendidik, aparatur negara, dan sebagian masyarakat. Tahap kelima diperuntukkan masyarakat luas, yakni 86,7 juta orang.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi