Advertisement
Advertisement
Analisis | Jatuh Bangun Bisnis Hotel Bertahan saat Pandemi Covid-19 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Jatuh Bangun Bisnis Hotel Bertahan saat Pandemi Covid-19

Foto: Joshua Siringo/Katadata
Bisnis perhotelan terpukul pandemi Covid-19. Berimbas kepada pengurangan tenaga kerja. Inovasi dilakukan dengan menyediakan jasa staysolation.
Author's Photo
13 Oktober 2020, 10.57
Button AI Summarize

Bisnis perhotelan sudah terguncang pada awal tahun ini. Tingkat hunian kamar hotel berbintang pada Januari dan Februari 2020 sama-sama sebesar 49,2%. Lebih lengang dari tahun lalu, yakni  51,5% pada Januari dan 52,4% pada Februari.

Pandemi Covid-19 yang mulai merebak di negeri ini pada Maret lalu, semakin memukul bisnis perhotelan seiring tersuruknya industri pariwisata. Hal ini akibat berlakunya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah yang menutup tempat pariwisata hingga perkantoran. Aktivitas perekonomian pun lumpuh.  

Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), setidaknya terjadi lonjakan pembatalan hingga 40.000 kamar hotel di Bali hingga awal Maret lalu. Belum termasuk daerah lainnya. Sehingga, PHRI menaksir kerugian mencapai Rp 1 triliun.

Berdasarkan data PHRI per 7 April 2020, ada 1.504 hotel yang terpaksa menutup sementara usahanya. Penutupan ini terjadi hampir merata di seluruh Indonesia. Jumlah ini terus bertambah mencapai 2.000 hotel pada awal Mei. Kerugian diprediksi Rp 30 triliun sepanjang Januari hingga April lalu.   

Imbas dari kondisi tersebut, sekitar 95% pengusaha hotel merumahkan karyawannya atau memberi cuti tanpa gaji (unpaid leave). Terlebih stimulus pemerintah tak dapat menutup kekurangan biaya operasional yang didominasi gaji pegawai.

Guna memulihkan industri pariwisata termasuk sektor perhotelan dari krisis, menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani pada Juni lalu, butuh waktu lebih kurang setahun. Mengingat, usaha pemerintah mencabut PSBB dan memasuki era new normal (kebiasaan baru), masih dinilai belum efektif. Turis asing dan domestik pun belum mau menginap di hotel.

Di saat bersamaan, kasus Covid-19 masih menunjukkan tren peningkatan. Rumah sakit mulai kelimpungan, sebab kapasitas tempat tidur isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU) nyaris penuh.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi