Advertisement
Advertisement
Analisis | Memetakan Sektor Potensial Ekonomi Digital Indonesia - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Memetakan Sektor Potensial Ekonomi Digital Indonesia

Foto: 123RF
Sektor e-commerce tetap paling potensial bagi ekonomi digital Indonesia. Pertumbuhan nilai transaksinya ditaksir mencapai 54% tahun ini. Selanjutnya, transportasi dan makanan.
Dwi Hadya Jayani
20 November 2020, 09.29
Button AI Summarize

Prospek ekonomi digital Indonesia kian cerah. Laporan e-Conomy SEA 2020 dari Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat, ada 202 kesepakatan investasi digital dalam negeri pada semester I 2020. Total nilainya USS 2,8 miliar atau sekitar Rp 39,4 triliun. Naik 55,6% dari periode sama tahun sebelumnya dan menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.  

Analisis laporan tersebut menyatakan, nilai investasi yang besar menunjukkan investor menginginkan imbal hasil besar dalam jangka panjang dan berkelanjutan. Berbeda dengan sebelumnya yang berharap hasil supercepat atau jangka pendek.

Laporan yang sama juga memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 44 miliar pada tahun ini. Proyeksi untuk 2025 bahkan mencapai US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.744 triliun. Jauh meninggalkan negara Asia Tenggara lain yang hanya bisa mencapai US$ 22 miliar-53 miliar lima tahun mendatang.

Salah satu faktor pendorongnya adalah pertumbuhan jumlah pengguna internet dalam negeri yang terus meningkat. Sebuah hal yang mengindikasikan pasar digital terus berkembang dari waktu ke waktu.  

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam surveinya mencatat jumlah pengguna internet pada 2019-2020 mencapai 196,71 juta atau setara 73,7% dari total penduduk yang sebanyak 266,91 juta jiwa. Meningkat dari 2018 yang setara 64,8% dari total penduduk.

Pandemi Covid-19 turut mendongkrak pertumbuhan pengguna layanan digital Indonesia. Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mendorong masyarakat beralih ke platform digital sebagai solusi dari keterbatasan mobilitas. Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat 37% dari total pengguna layanan digital dalam negeri adalah baru.

Dari seluruh pengguna baru tersebut, mayoritas atau 56% berasal dari wilayah nonmetro. Artinya, secara sebaran sudah mulai merata sampai ke pedesaan. Sesuai dengan target pemerintah untuk lebih memasyarakatkan layanan digital melalui pembangunan infrastrutktur internet, seperti Palapa Ring yang telah rampung tahun lalu.

Google, Temasek, dan Bain & Company mengapresiasi keberhasilan Indonesia mengembangkan infrastruktur. Namun, tetap menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang masih menjadai hambatan utama bagi perkembangan ekonomi digital berkelanjutan.

 

Secara sektoral, e-commerce masih menjadi yang paling menjanjikan untuk terus tumbuh di masa depan. Pada masa pandemi Covid-19, sektor ini adalah yang paling tangguh dengan taksiran pertumbuhan nilai total transaksi (GMV) 54% menjadi US$ 32 miliar pada tahun ini. Proyeksi pada 2025 bahkan mencapai US$ 83 miliar.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi