Advertisement
Advertisement
Analisis | Rapuhnya Nasib Lansia Indonesia di Masa Pagebluk - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Rapuhnya Nasib Lansia Indonesia di Masa Pagebluk

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Jumlah kesakitan orang berusia lanjut (lansia) di Indonesia tinggi dan terkait erat dengan kemiskinan. Mereka pun rentan secara kesehatan dan ekonomi saat pandemi.
Dwi Hadya Jayani
4 Desember 2020, 09.09
Button AI Summarize

Kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) mendapat tekanan ganda saat pandemi Covid-19. Mereka paling rentan terinfeksi demam jenis baru ini, sekaligus terdampak secara ekonomi lantaran kian sulit mendapat penghasilan.

Indonesia sedang bergerak ke arah penuaan penduduk (ageing population). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk lansia sebanyak 25,7 juta jiwa atau 9,6% dari total penduduk pada 2019. Dari jumlah tersebut, 10,10% perempuan dan 9,10% laki-laki. Sebuah negara masuk kategori berstruktur penduduk tua jika persentase lansia sudah mencapai 10% dari seluruh populasi.

Pada tahun lalu, lima provinsi sudah berstruktur penduduk tua, yakni DI Yogyakarta (14,50%), Jawa Tengah (13,36%), Jawa Timur (12,96%), Bali (11,30%), dan Sulawesi Barat (11,15%). Penuaan penduduk di negeri ini seiring dengan jumlah rumah tangga berpenghuni lansia, yakni 27,88%. Dari jumlah tersebut, 61,75% di antaranya dikepalai oleh lansia.  

Angka kesakitan (morbidity rate) lansia Indonesia pun meningkat dari 25,99% pada 2018 menjadi 26,2% setahun setelahnya. Menunjukkan bahwa semakin banyak lansia di negeri ini yang sakit. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018 mencatat permasalahan kesehatan lansia tertinggi adalah hipertensi (63,5%), diabetes melitus (5,7%), dan penyakit jantung (4,5%).

Seluruh penyakit penyerta atau komorbid tersebut lah yang membuat lansia semakin rentan terserang Covid-19. Mengingat, Satgas Covid-19 mencatat 50,6% penderita corona di negeri ini memiliki riwayat hipertensi. Lalu, 35,2% beriwayat diabetes melitus dan 18,4% berpenyakit jantung.

Hingga 24 November 2020, persentase pasien positif Covid-19 meninggal dunia terbanyak kedua adalah dari kelompok umur di atas 60 tahun. Mencapai 35,3% dari total 16,1 ribu pasien meninggal. Di tempat pertama adalah kelompok umur 45-59 tahun atau menjelang kategori lansia dengan 37,2%.

Penduduk lansia juga tertekan secara ekonomi di masa pandemi. Misalnya terlihat dari kisah pasangan suami-istri Harun (75 tahun) dan Zahara (80 tahun) di pesisir Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang sempat diangkat Liputan 6. Mereka tak bisa lagi bekerja dan hanya mendapat penghidupan dari pemberian nelayan di lingkungannya.

“Dari tetangga kadang ada yang bantu. Baznas juga biasanya antarkan sembako setiap bulan, tapi sekarang belum ada lagi,” ujar Zahara Sabtu, (9/5).

Banyak lansia lain yang rentan bernasib sama dengan mereka. Hal ini karena 43,8% atau sekitar 11,3 juta orang dari total penduduk lansia berasal dari rumah tangga kelompok pengeluaran 40% terbawah. Jumlah ini paling besar dari rumah tangga kelompok pengeluaran lain.

Secara status pekerjaan, BPS pada 2019 mencatat 84,29% lansia bekerja di sektor informal. Mereka sangat rentan karena tidak memiliki perlindungan sosial, dasar hukum pekerjaan, dan imbalan kerja layak. Lalu, 10,13% lansia termasuk kategori precarious worker atau pekerja tidak tetap yang berisiko tinggi kehilangan penghasilan sewaktu-waktu.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi