Advertisement
Advertisement
Analisis | Kesiapan Guru Memulai Pembelajaran Tatap Muka - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Kesiapan Guru Memulai Pembelajaran Tatap Muka

Foto: 123RF
Mayoritas guru siap menjalankan pembelajaran tatap muka di sekolah pada tahun depan. Masih terselip sejumlah kekhawatian dan menganggap metode belajar campuran yang terbaik.
Dimas Jarot Bayu
23 Desember 2020, 13.21
Button AI Summarize

Pemerintah berencana membuka kembali pembelajaran secara tatap muka di sekolah mulai awal 2021. Keputusan pelaksanaan akan menjadi kewenangan pemerintah daerah tergantung pada kesiapan mereka.

Pelimpahan keputusan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan pada 20 November 2020 lalu.

Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, keputusan tersebut mempertimbangkan dampak negatif terhadap peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Sementara, menurutnya, pelimpahan kewenangan untuk memulai pembelajaran tatap muka ke pemerintah daerah lantaran tidak semua sekolah di sebuah kabupaten/kota siap melaksanakannya. Begitu juga tidak seluruh sekolah siap terus melakukan pembelajaran jarak jauh.

"Pemerintah daerah ini adalah pihak yang paling mengetahui kondisi, kebutuhan, serta keamanan situasi Covid-19 di daerahnya sendiri," kata Nadiem.

Meski demikian, pemerintah daerah tetap harus memenuhi sejumlah syarat dalam memutuskan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah. Syarat tersebut mulai dari izin perwakilan orangtua/wali murid melalui komite sekolah, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, hingga penerapan protokol kesehatan yang ketat.  

Salah satu elemen yang paling penting dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi adalah guru. Bagaimana kesiapan mereka?

Berdasarkan hasil survei Kemendikbud pada 8-15 Agustus 2020, 91,4% guru secara nasional telah siap kembali mengajar secara tatap muka di sekolah. Hasil survei menurut kategori lokasi ajar menemukan 97,8% guru di daerah tertinggal dan 90,5% guru di daerah non-tertinggal mengaku siap.   

Hasil survei Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) pada 24-27 November 2020 juga menunjukkan mayoritas (61%) guru setuju pembukaan sekolah secara bertahap mulai Januari 2021. Sementara, 27% guru setuju pembukaan sekolah setelah pemerintah menyediakan vaksin corona. Sedangkan, 12% guru setuju pembukaan sekolah setelah tahun ajaran baru pada Juli 2021.

Koordinator Nasional P2G Satriawan menilai kesiapan guru tersebut sebetulnya hanya lantaran mengikuti keputusan pemerintah. Pasalnya, guru merasa sebagai bawahan pemerintah daerah dalam struktur birokrasi.

 “Jadi tidak mungkin mereka melawan keputusan atasan. Makanya guru setuju dan siap kembali bertugas pembelajaran tatap muka atau dalam kondisi siap sedia dalam panggilan tugas,” kata Satriwan dalam keterangan tertulisnya pada 3 Desember 2020.

Pernyataan Satriawan tak berlebihan. Dalam laporan Wahana Visi Indonesia bertajuk Suara Guru di Masa Pandemi Covid-19 yang terbit pada Oktober 2020, sebanyak 60% guru mengaku khawatir dengan pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021.

Laporan tersebut juga mencatat 16% guru mengaku masih ragu-ragu dengan pembelajaran tatap muka di sekolah pada awal tahun depan. Sebaliknya, hanya 24% guru yang mengaku tidak khawatir dengan rencana tersebut.

Dari seluruh guru yang mengaku khawatir, 44% di antaranya mengkhawatirkan peserta didik tertular corona. Lalu, 37% guru yang khawatir dirinya sendiri tertular corona, 29% khawatir tidak bisa melakukan proses belajar mengajar dengan nyaman, 24% khawatir tidak bisa menjalankan pembelajaran tatap muka dengan efektif, dan 23% khawatir orangtua atau penghuni rumah lainnya tertular corona.

Pedi Mayong Febrian (28), guru kesenian di SMAN 4 Sidoarjo termasuk yang khawatir pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah saat pandemi Covid-19, meskipun pembelajaran jarak jauh penuh dengan kendala.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi