Advertisement
Advertisement
Analisis | Potensi Bahaya Penyebaran Varian Baru Corona di Indonesia - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Potensi Bahaya Penyebaran Varian Baru Corona di Indonesia

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Data Nexstrain menunjukkan varian baru virus corona belum sampai di Indonesia. Namun, potensi penyebarannya masih ada karena pengurutan genom virus di Indonesia belum secanggih Inggris dan negara-negara lain.
Andrea Lidwina
1 Januari 2021, 11.29
Button AI Summarize

Varian baru virus corona ditemukan di Inggris pada 14 Desember 2020. Varian bernama B117 ini teridentifikasi dari sampel di Kent dan London pada akhir September. Sejak saat itu, virus ini terus menyebar sampai ke luar Inggris.

Dugaan sementara, B117 berasal dari pasien dengan sistem imun yang lemah sehingga tubuhnya menjadi inang bagi virus untuk bermutasi. Berdasarkan laporan pertama COVID-19 Genomics (COG-UK) Consortium tentang mutasi virus corona pada 20 Desember, varian B117 memiliki 17 mutasi.

Sebanyak delapan mutasi di antaranya terjadi di protein spike, yakni pintu masuk virus menuju sel tubuh manusia. Dua jenis mutasi di protein itu pun dianggap telah mengubah sifat SARS-CoV-2.

Pertama, N501Y yang meningkatkan ikatan dengan reseptor ACE2 (angiotensin converting enzyme 2) pada tubuh manusia. Ikatan ini berfungsi membantu virus masuk ke sel inangnya.

Kedua, 69-70del yang menyebabkan tidak terdeteksinya lagi salah satu gen virus (S) dalam tes PCR. Hal ini bisa memicu kekeliruan diagnosis, meski kemungkinannya kecil karena tes PCR juga menargetkan gen lainnya.

Kantor Statistik Nasional (ONS) mencatat proporsi kasus B117 telah mencapai 40-60% dari jumlah kasus baru di Inggris bagian timur, bagian tenggara, dan London pada 9 Desember lalu. Perkembangan tersebut sangat pesat, mengingat persentasenya hanya 14% di London dan Inggris bagian tenggara, bahkan hanya 6% di bagian timur, pada dua bulan sebelumnya.

Melansir BBC, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, B117 bersifat 70% lebih menular. Selain itu, angka reproduksi virus (R0) bisa meningkat dari 1,1 menjadi 1,5.

Inggris kini memiliki 2,3 juta kasus positif Covid-19 dengan rata-rata penambahan 36,6 ribu kasus per hari dalam sepekan terakhir. Rerata jumlah kasus baru tersebut naik dua kali lipat dibandingkan awal Desember yang sekitar 15 ribu kasus per hari.

Sejumlah negara lain pun telah melaporkan beberapa kasus positif dari mutan baru Covid-19. Data Nextstrain—lembaga pencatatan strain virus influenza di dunia—menunjukkan mutasi N501Y ditemukan dalam sampel genom virus Covid-19 di Denmark, Italia, Israel, Australia, Hong Kong, dan Singapura.

Namun, keberadaan varian B117 di sejumlah negara tersebut bukanlah transmisi lokal, melainkan masih berasal dari Inggris. Misalnya, individu yang baru kembali dari perjalanan di sana ke negaranya.

Tak ada penyebaran B117 ke Indonesia dalam data Nexstrain. Namun, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengakui whole genome sequencing (WGS) atau pengurutan genom virus corona di dalam negeri tidak secanggih Inggris. Menurutnya, Inggris bisa menemukan varian tersebut karena pengawasan genom virusnya termasuk terbaik di dunia.

Oleh karena itu, Bambang menyatakan pengurutan genom virus akan lebih rutin dan intensif dilakukan agar bisa mendeteksi B117. Kemudian, pemerintah akan memonitor tes PCR yang menargetkan gen virus S untuk mengantisipasi terganggunya akurasi diagnosis akibat mutasi dalam varian B117.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi