Advertisement
Advertisement
Analisis | Potensi Untung Emiten Alat Kesehatan di Masa Vaksinasi Covid-19 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Potensi Untung Emiten Alat Kesehatan di Masa Vaksinasi Covid-19

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Program vaksinasi Covid-19 berpotensi mendongkrak pendapatan perusahaan alat-alat kesehatan. Mereka juga mendapat untung dari peningkatan penjualan selama pandemi Covid-19.
Author's Photo
19 Januari 2021, 09.04
Button AI Summarize

Indonesia telah memulai program vaksinasi Covid-19 pada Rabu (13/1) lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang mendapat vaksin. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan 181,5 juta orang penduduk lainnya akan menerima vaksin hingga Maret 2022.

Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia akan terbagi ke dalam dua gelombang. Gelombang pertama pada Januari-April 2021 yang menyasar petugas kesehatan, petugas publik, dan penduduk lanjut usia. Gelombang kedua pada Apri 2021-Maret 2022 yang menyasar masyarakat sisanya.

Guna memuluskan proses tersebut, pemerintah telah menjalin kesepakatan pembelian vaksin Covid-19 dengan sejumlah produsen, termasuk Sinovac yang telah mendapat otorisasi penggunaan darurat dari BPOM. Berdasarkan data Sabtu (9/1), Indonesia secara total memesan  405,5 juta dosis vaksin Covid-19.

Proses vaksinasi berpotensi meningkatkan pendapatan perusahaan di bidang kesehatan yang telah meraup keuntungan selama pandemi Covid-19. Keuntungan tersebut khususnya berasal dari kerja sama dengan pemerintah.

Dalam mendistribusikan vaksin, pemerintah berencana bekerja sama dengan swasta. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pemerintah melakukannya karena proses distribusi ke daerah sulit.

“Distribusi ini membutuhkan jalur logistik dingin yang ternyata lebih kompleks dari kita duga,” ujar Budi, Senin (11/1) lalu.

PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melalui anak perusahaannya, PT Enseval Putra Megatrading Tbk (EPMT) mengulurkan tangan untuk ikut mendistribusikan vaksin Covid-19. Perusahaan tersebut memiliki 47 cabang dan dua pusat distribusi di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

Cabang-cabang EPMT menunjukkan sarana distribusi rantai dingin yang memungkinkan untuk mengirimkan alat dan obat kesehatan, termasuk vaksin. Sarana tersebut mencakup kemasan, pergudangan, dan pengiriman yang berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik (CODB). Sehingga EPMT sanggup mengantarkan vaksin Covid-19 yang perlu penyimpanan dalam keadaan 2-8 derajat celcius, seperti dikutip dari Bisnis.com.

Proses vaksinasi juga berpeluang meningkatkan permintaan jarum suntik lantaran setidaknya ada kebutuhan 181,5 juta jarum suntik. PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang memproduksi jarum suntik telah mengalami peningkatan pendapatan selama pandemi Covid-19. Pendapatan perusahaan ini sebesar Rp 550 miliar pada 2020, naik 95,2% dibanding tahun sebelumnya.

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi