Advertisement
Advertisement
Analisis | Peluang dan Bahaya Penyintas Mengalami Long Covid-19 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Peluang dan Bahaya Penyintas Mengalami Long Covid-19

Foto: Joshua Siringo Ringo/Katadata
Meski telah sembuh, pasien Covid-19 belum tentu dapat kembali ke kondisi normal. Mereka berpotensi tetap mengalami beberapa gejala sakit sampai waktu yang lama atau disebut Long Covid-19.
Dimas Jarot Bayu
20 Januari 2021, 12.55
Button AI Summarize

Sudah lebih enam bulan lamanya Vina (27) sembuh dari Covid-19. Ia menderita Covid-19 setelah pada Juni 2020 mengalami gejala awal batuk dan sesak napas setiap hari. Perempuan asal Jakarta ini lantas melakukan isolasi mandiri di rumahnya selama lebih dari dua pekan.

Setelah isolasi mandiri, Vina negatif Covid-19 dalam dua kali tes polymerase chain reaction (PCR). Ia sembuh. Namun, kondisinya belum dapat kembali seperti sebelum menderita Covid-19. Sampai saat ini, ia masih sering merasa lelah. Ia pun kerap batuk dan sesak napas ketika kelelahan.  

“Sekarang suka sesak, napasnya jadi pendek, karena sebelumnya sudah ada riwayat bronkitis. Jadi sudah tidak bisa melakukan aktivitas yang berat-berat,” kata Vina kepada reporter Katadata.co.id, Senin (18/1), melalui telepon.

Efek lain dari Covid-19 terhadap Vina, adalah berkurangnya indera perasa. Membuat selera makannya menurun. “Itu sampai sekarang,” katanya. (Baca: Mengukur Efikasi vs Efektivitas Vaksin Covid-19)

Nasib serupa menimpa Putri (25), seorang perempuan kelahiran Sumatera Utara. Ia, yang menderita Covid-19 pada 11 Desember 2020 dan akhirnya sembuh sebulan kemudian, belum mampu pulih ke kondisi semula. Ia sesekali masih batuk dan sesak napas, seperti halnya ketika menderita Covid-19.

“Tapi gejala itu seperti berangsur-angsur membaik seiring waktu,” kata Putri.

Pengalaman Vina dan Putri jamak terjadi pada para penyintas Covid-19. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah Long Covid-19.

Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Agus Dwi Susanto mengatakan, Long Covid-19 adalah kondisi munculnya variasi gejala seperti kelelahan kronik, sesak napas, jantung berdebar, nyeri sendi, nyeri otot, sampai gangguan psikologis  pada pasien yang telah sembuh.

“Ini bukan karena virus yang tersisa. Gejala ini terjadi akibat proses ketika sakit menimbulkan kelainan yang menetap secara anatomik yang akhirnya mempengaruhi secara fungsional,” kata Agus dalam diskusi virtual pada Desember 2020 lalu. (Infografik: Bagaimana Vaksin Bekerja?)

Hingga saat ini di Indonesia belum ada data khusus pasien yang mengalami Long Covid-19. Namun, sejumlah riset di pelbagai negara lain telah membahasnya dan bisa menjadi rujukan untuk melihat gambarannya bagi penanganan Covid-19 di dalam negeri.

Sebuah hasil penelitian di Wuhan, Tiongkok yang terbit di Jurnal Lancet pada Jumat (15/1) lalu menunjukkan, tiga dari empat pasien (76%) Covid-19 masih mengalami satu gejala hingga enam bulan pasca-sembuh. Sampel penelitian ini adalah 1.733 pasien dengan rata-rata usia 57 tahun yang keluar dari Rumah Sakit Jin Yin-Tan, Wuhan, Tiongkok pada Januari dan Mei 2020.

Penelitian tersebut menemukan pasien tebanyak mengalami gejala kelelahan atau kelemahan otot (63%) usai sembuh. Gejala lain adalah susah tidur (26%), kecemasan atau depresi (23%), rambut rontok (22%), masalah penciuman (11%), palpitasi (9%), nyeri sendi (9%), nafsu makan berkurang (8%), masalah indera perasa (7%), pusing (6%), diare (5%), dan sakit tenggorokan (4%).

Temuan lainnya adalah penyintas Covid-19 yang mengalami sakit lebih parah cenderung memilki bukti kerusakan paru-paru pada sinar X. Beberapa pasien sembuh pun tercatat bermasalah pada fungsi ginjal. Lalu, sejumlah pasien sembuh lainnya menderita diabetes atau mengalami pembekuan darah yang memengaruhi jantung dan otak.

Berdasarkan hasil riset Angelo Carfi dan koleganya yang terbit di Jama Network pada Juli 2020, bahkan menunjukkan hanya 12,6% dari 143 pasien di Italia yang menjadi sampel penelitian mampu pulih seutuhnya setelah sembuh dan keluar dari rumah sakit.

Riset Angelo mencatat 32% pasien mengaku masih memiliki satu atau dua gejala setelah sembuh. Sementara, 55% pasien masih merasakan tiga gejala atau lebih setelah sembuh.

Pasien paling umum mengalami gejala kelelahan (53,1%) setelah sembuh. Gejala lain adalah sesak napas atau dyspnea (43,4%), nyeri sendi (27,3%), dan nyeri dada (21,7%).

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi